Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        MacKenzie dan Melinda, Dua Janda Orang Terkaya yang Lebih Hobi Sedekah daripada Mantan Suaminya

        MacKenzie dan Melinda, Dua Janda Orang Terkaya yang Lebih Hobi Sedekah daripada Mantan Suaminya Kredit Foto: Instagram/Melinda French Gates
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjadi janda dari orang terkaya di dunia membuat Melinda French Gates dan MacKenzie Scott masuk ke dalam dunia filantropi. Keduanya merupakan penduduk Seattle dan bukan pencipta kekayaan mereka sendiri, melainkan menikahi dua pria terkaya dalam sejarah.

        Baik Melinda dan MacKenzie, keduanya sudah memasuki usia 50-an tahun, bahkan anak-anaknya sudah berkuliah. Keduanya juga sama-sama meninggalkan pernikahan jangka panjang mereka dan menjadi raksasa filantropi dengan cara unik mereka sendiri. Kedua wanita ini memperoleh kekayaan besar dan pengakuan ketika suami mereka menciptakan dua perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di dunia.

        Baca Juga: Pantes Cerai, Perselingkuhan Bill Gates Sudah Jadi Rahasia Umum di Microsoft

        Dikutip dari Forbes di Jakarta, Senin (21/6/21) masuknya mereka ke dalam filantropi dimulai dengan pencarian identitas pribadi saat terhubung dengan pendiri perusahaan teknologi besar yang terkenal di dunia. Di saat perjuangan mereka menggemakan pengalaman banyak wanita profesional yang makmur, keduanya menjadi sosok yang menonjol bagi wanita dalam dunia filantropi.

        Meski demikian, mereka sangat mungkin akan sangat sukses sendiri. Melinda merupakan lulusan dari Duke dengan gelar BA dan MBA, sementara MacKenzie, yang lulus dari Princeton, adalah calon novelis yang belajar dengan Toni Morrison.

        Melinda bergabung dengan Microsoft dan menjadi eksekutif muda yang cepat tanggap di sana saat bertemu Bill Gates. Sementara MacKenzie sedang menulis novel pertamanya, yang akhirnya memenangkan American Book Award, dan mencari nafkah dengan bekerja di hedge fund, di mana bertemu dan jatuh cinta dengan Jeff Bezos di usianya 23 tahun.

        Setelah menikah, Melinda berhenti bekerja ketika dia memiliki anak pertama dari tiga anak lainnya, tetapi MacKenzie terus menulis sambil membesarkan tiga putra dan seorang putri.

        Sementara tingkat keberhasilan suami mereka sangat besar, beberapa tantangan yang dihadapi para wanita ini serupa dengan banyaknya profesional berprestasi tinggi. Mereka sering kali melibatkan diri dalam proyek suaminya.

        Demikian halnya dengan Melinda Gates. Setelah Bill dikritik karena kurangnya pemberian amal, dia membantu menciptakan Giving Pledge, komitmen bagi orang kaya untuk memberikan sebagian besar kekayaan mereka, serta mendirikan yayasan eponimnya dengan Melinda. Perlahan-lahan, dan dengan upaya yang meningkat di pihak Melinda, mereka mulai dianggap sebagai mitra penuh dalam filantropi.

        Sementara itu, Jeff dan MacKenzie bergerak ke arah yang berbeda. Saat membangun Amazon, MacKenzie menulis beberapa novel yang sukses dan membesarkan anak-anak mereka. Meski menjadi orang terkaya di dunia, Jeff tidak terkenal karena filantropi.

        Sayangnya, kedua pernikahan dari pasangan terkaya itu kandas. Perceraian Bezos tahun 2019, disusul dengan MacKenzie diam-diam menikah lagi. Perceraian Gates juga telah menarik perhatian publik belakangan ini dan telah menyebabkan publisitas lantaran perlakuan tak senonoh dari Bill Gates.

        Perceraian Gates juga mengungkapkan bahwa ada perselisihan tentang keterlibatan Bill dengan keluarga dan tugas-tugas rumah tangga. Pada saat yang sama, Melinda selalu mempertanyakan posisinya dalam pernikahan dan bagaimana agar suaranya terdengar. Konflik-konflik ini pecah dalam rumah tangga mereka hingga berujung perceraian awal Mei lalu.

        Sementara itu, Jeff dan MacKenzie memiliki pandangan berbeda soal filantropi. Segera setelah perceraian, MacKenzie langsung menandatangani Giving Pledge. Masuknya MacKenzie ke dalam filantropi sangat berdampak tetapi dengan caranya yang sederhana.

        Tanpa struktur atau fondasi formal, dia dan tim penasihat meneliti kelompok-kelompok yang melakukan pekerjaan penting terkait dengan ketidaksetaraan, keadilan sosial, pendidikan dan lingkungan dalam kaitannya dengan perempuan dan orang kulit berwarna. Setelah mengidentifikasi dan melihat banyak upaya, mereka menjangkau ratusan kelompok, menawarkan hibah besar tanpa pamrih.

        MacKenzie baru-baru ini memberikan hibah kepada 286 organisasi nirlaba lainnya, sehingga total sumbangannya menjadi lebih dari USD8 miliar (Rp115 triliun). Dan dengan kekayaan bersihnya yang diperkirakan lebih dari USD60 miliar (Rp868 triliun), akan ada lebih banyak kelompok akan mendapat manfaat dari dukungannya.

        Sementara itu, Melinda tetap menjadi bagian dari Bill and Melinda Gates Foundation. Namun, Melinda juga memiliki yayasannya sendiri yang ia bentuk pada tahun 2015 bernama Pivotal Ventures.

        Meski Melinda masih menjabat sebagai co-chair dan wali dari Bill and Melinda Gates Foundation, tetapi ada kemungkinan bahwa Pivotal akan menjadi fokus utama dari upaya filantropisnya, terutama karena perilaku pribadi Bill telah merusak nilai-nilai sosialnya. Baik Melinda French Gates maupun MacKenzie Scott telah memulai jalan baru dalam dunia filantropi, bergerak ke arah yang sangat berbeda dari Bill Gates dan Jeff Bezos.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: