Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        dr Lois Ditangkap Karena Berpendapat, Politikus Ini Punya Pembelaan Begini

        dr Lois Ditangkap Karena Berpendapat, Politikus Ini Punya Pembelaan Begini Kredit Foto: Instagram/Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah tak setuju dengan langkah Polri yang menangkap dr. Lois Owien yang diduga melakukan penyebaran hoax soal COVID 19.

        dr Lois kerap kali melontarkan opini-opini yang bersifat kontroversial tentang virus yang pertama kali muncul di Wuhan tersebut.

        "Ini kalau sampai pengadilan seru kali ya…hakim bisa banyak belajar… (emoji tertawa). Saya gak setuju orang ditangkap untuk disuruh diam dan diajak damai. Tidak mendidik rakyat," cuit Fahri di akun Twitter pribadinya.

        "Kalau tidak percaya, itu bayar (meninggal) sudah 50.000 kenapa gitu? Yang sudah dikubur. Ibu sebagai dokter, itu kenapa?" tanya Hotman kepada Lois.

        Sebelumnya, Polisi mengaku telah mengantongi bukti terkait ujaran dr Lois di media sosial, salah satunya saat menjadi bintang tamu Hotman Paris Hutapea.

        Lois berargumen kasus meninggal ada di rumah sakit (RS). Meninggalnya pasien bukan murni karena virus Corona, melainkan karena interaksi obat yang diterima oleh pasien virus Corona.

        "Interaksi antarobat. Interaksi antarobat. Jadi gini, makanya, kenapa katanya virus ini kalau menginfeksi pada orang komorbid akan parah...," kata Lois.

        "Jadi gara-gara obat yang dicampur-campur jadi mati gitu?" Hotman bertanya balik.

        "Pak, kalau misal buka data di rumah sakit, itu pemberian obat itu lebih dari 6 macam," ucapnya.

        Setelah itu, Lois menyinggung soal 'mitochondria dysfunction' yang membuat kerusakan sel yang dipicu kekurangan oksigen. Belum selesai Lois menjelaskan, Hotman memotong dan menyebut bahwa kekurangan oksigen itu akibat virus Corona yang menyebabkan gangguan pernapasan.

        Setelah itu, Lois menyebut bahwa ada kondisi aneh sebelum program vaksinasi pemerintah Indonesia diberlakukan. Menurutnya, tiba-tiba angka kasus di Indonesia dan beberapa negara lain menurun.

        "Kita buka grafik dunia di tanggal 10 Januari. Itu beberapa hari menjelang jadwal vaksinasi Indonesia. 10 Januari Corona di lima negara penurunan grafik infeksi yang sama dengan kita. Saya tanya ke Bapak lagi, apakah virus itu bisa janjian setiap negara di tanggal yang sama dia turun grafiknya itu bersamaan?" katanya.

        Lois menyebut bahwa dia meragukan alat tes PCR. Menurutnya, hasil tes dari alat PCR bisa direkayasa.

        "Karena saya tahu dengan teknik diusap, swab ini kan berarti kan mengusap, ini berarti sel mukosa dengan teknik mengusap ini tidak akan mungkin ketemu virus karena alat yang sama PCR ini ada satu alat yang konsepnya sama dan itu hanya ada di California."

        "Hasil hari ini bisa berubah dalam hitungan menit. Ini si dokter-dokter sudah banyak yang buktikan misalnya gini, cek sebentar kemudian beberapa saat kemudian itu akan berubah negatif," katanya.

        Dokter Lois sering mengunggah pernyataannya di media Instagam, salah satunya video saat dia bernyanyi. Dalam video itu, ada tulisan yang menyinggung masalah vaksin, yaitu:

        "Stop menyiksa dan membunuh dengan obat dan vaksin,".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: