Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ucapan Hamas Dianggap Bohong, Israel Dibeking Amerika: Sebagai Eks Menhan, Saya Paham Betul...

        Ucapan Hamas Dianggap Bohong, Israel Dibeking Amerika: Sebagai Eks Menhan, Saya Paham Betul... Kredit Foto: Instagram/Middle East Eye
        Warta Ekonomi, Yerusalem -

        Duta Besar Israel untuk PBB dan Amerika Serikat (AS), Gilad Erdan mengatakan, Israel akan terus mempertahankan haknya atas Yerusalem. Ia mengklaim apa yang disampaikan oleh Hamas hanyalah kebohongan. Hal itu ia katakan kepada delegasi kunjungan utusan asing yang ia ajak ke Kota Tua pada Jumat pekan lalu.

        "Sebagai mantan menteri keamanan publik, saya tahu secara langsung, bahwa bertentangan dengan kebohongan yang Hamas coba sebarkan untuk membenarkan terornya, Israel melakukan upaya besar untuk memastikan bahwa orang-orang dari semua agama dapat menjalankan agama mereka dalam damai,” katanya dikutip laman The Jerusalem Post, Senin (19/7/2021).

         Baca Juga: Senggol Penyerbuan Al-Aqsa, Partai Islam Israel: Masjid Itu Hanya Milik Umat Islam

        "Kami akan terus mempertahankan hak kami atas Kota Suci, dan untuk membela kebebasan semua orang yang ingin beribadah di sini," kata Erdan menambahkan.

        Dubes Erdan berbicara dari atap Aish Hatorah World Center dengan pemandangan Tembok Barat dan Bukit Bait Suci, yang dikenal sebagai al-Haram al-Sharif (Kompleks Masjid Al-Aqsa) dalam bahasa Arab.

        Dua bulan yang lalu, Hamas meluncurkan roket ke Israel sebagai tanggapan atas kerusuhan di Yerusalem, termasuk laporan bahwa umat Islam telah ditolak haknya untuk beribadah di kompleks Masjid Aqsa di Temple Mount.

        Roket menyebabkan perang 11 hari yang dikenal sebagai Operasi Penjaga Tembok. Kini, Erdan, yang biasanya ditempatkan di New York, telah kembali ke Israel dengan sekelompok sepuluh duta besar asing yang ditempatkan di Washington dan di PBB.

        Dia berencana membawa mereka ke perbatasan selatan dan utara Israel agar mereka bisa melihat ancaman yang dihadapi, baik dari Hamas di Gaza maupun Hizbullah di Lebanon.

        Erdan memulai perjalanan di Yerusalem, sehingga dia bisa menunjukkan kepada para duta besar bahwa Kota Tua terbuka untuk pemuja ketiga agama, yakni Yahudi, Kristen dan Muslim.

        Sebagian besar perannya di PBB juga untuk mempertahankan hubungan Yahudi dengan kota tersebut, dan melawan dorongan Palestina dan Arab yang gigih memperjuangkan Kompleks Al-Aqsa sebagai milik Muslim.

        Erdan mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa Yerusalem adalah tempat semuanya dimulai bagi orang-orang Yahudi. Kota ini adalah pilar hak historis, alkitabiah, dan moral orang Yahudi atas tanah ini.

        Dia menjelaskan, bahwa cara terbaik untuk memerangi upaya untuk mendelegitimasi Israel sebagai kekuatan kolonial adalah dengan menyoroti akar yang dalam dari orang-orang Yahudi dan yang terpenting, Yerusalem. Dia yakin bahwa setelah kunjungan seperti itu, akan sulit bagi para utusan untuk mendukung inisiatif apa pun yang melemahkan hubungan Yahudi dengan Yerusalem.

        Erdan mengatakan dia juga harus bekerja melawan inisiatif yang berusaha merampas hak Israel untuk membela diri.

        "Setelah Operasi Penjaga Tembok, saya memutuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mulai fokus membawa duta besar PBB, dan duta besar yang mewakili negara mereka di Washington, untuk mengalami (situasi) secara langsung," katanya.

        Di Tisha Be'Av, delegasi akan berpartisipasi dalam program Peringatan Holocaust khusus di Yad Vashem, yang diselenggarakan oleh International March of The Living, yang merupakan co-sponsor kunjungan mereka.

        Di antara diplomat yang berpartisipasi dalam perjalanan itu adalah utusan dari Australia, Argentina, Bhutan, Republik Cezka, Republik Dominika, Hongaria, Kenya, Guatemala, Ukraina dan Tonga. Gerakan Zionis Amerika (AZM) membantu mensponsori perjalanan tersebut.

        "Kami berharap para peserta akan keluar dari pengalaman dengan perspektif Israel yang lebih dalam dan lebih realistis dan ancaman yang dihadapinya, serta apresiasi terhadap budaya Negara Israel yang kaya dan beragam," kata presiden AZM Deborah Isaac.

        "Gerakan Zionis Amerika berharap dapat menjalin persahabatan baru dan abadi dengan anggota delegasi dan negara tuan rumah mereka," ujarnya menambahkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: