Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rizal Ramli Kegirangan Dengar Jokowi Dikritik Yusril, Nongol-Nongol Langsung Nendang Penalti

        Rizal Ramli Kegirangan Dengar Jokowi Dikritik Yusril, Nongol-Nongol Langsung Nendang Penalti Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonom senior, Rizal Ramli memberikan pujian atas aksi Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra yang mengkritik kebijakan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani pandemi Covid-19.

        “Wow. Assesmen Yusril ini serius,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Senin (2/8/2021). Baca Juga: Rizal Ramli Makin Gak Ada Hormatnya Sama Jokowi, Ujung-ujungnya Dikatain Kan: Caper Mulu, Kasihan

        Sambungnya, “Sudah lama ngilang begitu nongol, Yusril langsung mau nendang penalti,” cetus dia.

        Diketahui sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra memberikan pandangannya terkait tingkat penularan Covid-19 di Tanah Air. Baca Juga: Rizal Ramli Beberkan Alasan Dipecat, Ferdinand Pilih Percaya JK

        Karena hal itu, ia menilai salah satu faktor penularan tinggi yakni karena kebijakan yang berubah-ubah.

        Seperti, kebijakan Presiden Jokowi yang beberapa kali mengalami pergantian, seperti PSBB, PPKM Darurat, hingga PPKM level 3-4.

        “Saya berpendapat, ya, agak terlambat karena sudah lebih 1,5 tahun menyatakan darurat kesehatan berganti-ganti kebijakan,” ujarnya dalam webinar yang digelar IDI pada Sabtu, 31 Juli 20210 dilansir dari Law Justice.

        “Orang dan rumusan-rumusan hukum juga tidak selalu jelas, dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan menimbulkan pertanyaan, apakah pure pelanggaran atau ada unsur politik,” tambahnya.

        Yusri berpandangan bahwa kebijakan dan masalah di atas memberikan citra yang kurang positif kepada pemerintah.

        Baca Juga: Rizal Ramli Oh Rizal Ramli, Gak Ada Hormatnya Sama Jokowi, Masih Sakit Hati Karena Gagal Nikah?

        “Karena ada anggapan orang tertentu yang kena, tebang pilih,” ungkapnya.

        Yusril menilai bahwa pemerintah harus menemukan rumusan yang tepat dalam penanganan Covid-19, termasuk soal landasan hukum.

        Ia mengingatkan bahwa jika Pemerintah salah langkah, maka korban Covid-19 bisa terus berjatuhan.

        “Enggak ada yang menjamin kesehatan kita sekarang. Salah kebijakan bisa mati massal, dan kalau mati massal itu bisa genocide (genosida -red) juga karena pembunuhan bersifat massal,” jelasnya.

        Lebih lanjut, Yusril mengatakan bahwa landasan hukum Pemerintah dalam penanganan Covid-19 masih bermasalah. 

        Ia mencontohkan PPKM level 3-4 yang hanya diatur melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

        Begitu pula terlibatnya Menteri BUMN, Erick Thohir dan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam penanganan Covid-19 yang dinilai tak sesuai tugas.

        “Kalau legitimasi dipertanyakan, orang memberi instruksi juga gimana, ya, tarik ulur, mundur maju mundur maju,” kata Yusril.

        Oleh karenanya, Yusril menilai bahwa pemerintah perlu merapikan instrumen hukum dalam menangani pandemi, termasuk melibatkan dokter-dokter ketika mengambil kebijakan. 

        “Dokter orang yang profesional tidak bisa diabaikan. Suara mereka ini harus menjadi pertimbangan utama dalam menangani urusan pandemi,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: