Dikritik Abdillah Thoha, Demokrat: Kasih Saran ke Jokowi Soal Begal Politik, Salah Alamat Sebut AHY
Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat sangat mengapresiasi segala masukan dan kritikan.
Menurut Herzaky hal itu bisa jadi sumber inspirasi dan dorongan bagi Partai Demokrat untuk meningkatkan kontribusi dalam menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan harapan rakyat.
Baca Juga: Telak! Demokrat Sindir Jokowi, Dulu Tolak Pesawat Kepresidenan Kini Malah Menikmati
Akan tetapi beberapa kritik yang masuk belakangan sangat unfaedah salah satunya dari Abdillah Thoha. "Kritik Bapak Abdillah Thoha salah alamat kalau ditujuan ke ketum kami, Mas AHY," papar Herzaky dalam Siaran Pers yang diterima Warta Ekonomi pada Kamis 5 Agustus 2021.
Herzaky memaparkan ada 4 alasan kenapa kritik itu salah alamat. Pertama, AHY tidak ada memasang baliho sejak lama. Kedua, baliho yang masih ada saat ini bukan karena pilpres, tapi karena melawan begal politik KSP-nya Bapak Presiden Joko Widodo, yaitu Moeldoko cs, yang mengaku-aku Ketum Partai Demokrat secara ilegal.
Ketiga, isi baliho juga tegaskan Partai Demokrat konsisten sebagai partai nasionalis religius karena sempat difitnah KSP Moeldoko cs disusupi aliran radikal. dan Keempat, baliho itu dibuat oleh kader2 yang meminta desain ke Pusat sebagai bentuk perlawanan mereka ke Moeldoko cs.
"Kalau kami mempertahankan kedaulatan dan kehormatan kami dari pelaku begal politik Moeldoko cs, apakah tidak boleh?," ujar Herzaky.
Herzaky melanjutkan akan lebih baik bila Abdillah Thoha memberikan saran kepada Presiden tercinta untuk menegur bawahannya yang mencoba merebut paksa Partai Demokrat di kala pandemi.
"Di saat kader-kader kami di seluruh Indonesia sedang fokus membantu korban bencana dan korban pandemi. Jadi, konsentrasi kader kami membantu rakyat, mesti terganggu beberapa bulan akibat gangguan begal politik KSP Moeldoko cs," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq