Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Resmi! Unicorn Pertama Mejeng di Bursa, Investor Rebutan Masuk Hingga Saham Terbang Tinggi

        Resmi! Unicorn Pertama Mejeng di Bursa, Investor Rebutan Masuk Hingga Saham Terbang Tinggi Kredit Foto: Bukalapak
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak) resmi diperdagangkan di pasar modal Indonesia dengan kode “BUKA”. Saham BUKA langsung menyentuh batas atas atau titik auto rejection atas (ARA) setelah melesat 210 poin atau 24,71% ke harga Rp1.060 per saham. 

        Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk, Rachmat Kaimuddin, menyebutkan bila pihaknya bersyukur proses Initial Public Offering (IPO) dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. “Hal ini dimungkinkan oleh dukungan yang terus menerus dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah, OJK, BEI, para profesi penunjang, seluruh karyawan, mitra dan pelapak kami, dan berbagai pihak lainnya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan luar biasa bagi Bukalapak ini,” ujar  dalam konferensi pers yang ddigelar secara virtual, Jumat (6/8/2021).

        Baca Juga: Setelah Bukalapak, Bursa Bongkar Masih Ada 25 Perusahaan Antre untuk Jual Saham ke Masyarakat 

        Ia menuturkan walaupun IPO Bukalapak dilakukan di tengah berlangsungnya pandemi COVID-19, minat terhadap saham Bukalapak tetap tinggi. Hal ini mencerminkan kepercayaan terhadap Bukalapak, perusahaan yang berfokus kepada pemberdayaan UMKM yang merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia serta kunci potensi ekonomi negara kita. “Melalui IPO ini, kami di Bukalapak  percaya bahwa kami dapat mendorong pertumbuhan UMKM ke tingkatan selanjutnya,” tuturnya. 

        Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim, Plt, yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters) dalam IPO Bukalapak mengatakan Bukalapak berhasil melalui proses IPO ini dan diterima dengan amat baik oleh para investor domestik dan internasional. “Tercatat bahwa penawaran saham Bukalapak (melalui metode pooling) mengalami  kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat, dengan pemesanan dari hampir 100.000 investor,” jelasnya. 

        Baca Juga: Perkenalkan Rachmat Kaimuddin, Lulusan Stanford yang Sukses Bawa Bukalapak IPO Rp21,7 Triliun

        Sementara itu, Head of Global Banking for Southeast Asia and India, UBS, Nicolo Magni,  mengatakan pihaknya sangat bangga dapat mendukung Bukalapak dalam IPO yang amat bersejarah ini. IPO Bukalapak sebesar US$1.5 Miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara. Dukungan yang sangat besar dari blue-chip global dan investor regional dan domestik adalah bukti dari peran Bukalapak dalam mengantarkan usaha mikro, kecil, dan sedang ke era digital baru untuk dapat membantu merealisasikan potensi ekonomi negara. 

        “IPO ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium untuk bertumbuh dengan permintaan yang signifikan serta menciptakan platform bagi perusahaan- perusahaan lain agar bisa memiliki penawaran yang besar dan sukses untuk dicatatkan di BEI atau  bursa efek regional lainnya,” terangnya. 

        Sementara itu, Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI mengungkapkan bahwa momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI, di mana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar  dalam sejarah bursa saham di Indonesia.

        ”Kami berharap langkah Bukalapak ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia,” ujar Inarno. 

        Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850 per sahamnya. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp 21,9 triliun, akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan. 

        Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow dari tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum dari tanggal 27-30 Juli 2021. Seb hasil dari antusiasme yang besar dari para investor umum, tercatat jumlah pemesanan yang tinggi (melalui metode pooling allotment), mencapai sekitar Rp 4.8 triliun. Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2.5% ke 5% dari total pemesanan yang tersedia. Oleh karena itu, nilai dari saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment bagi  investor retail naik dari yang sebelumnya Rp 547.5 miliar menjadi sekitar Rp 1.1 triliun. 

        Baca Juga: Tawarkan Saham ke Publik, Bukalapak Jadi Unicorn Indonesia Pertama yang Melantai di BEI

        Bukalapak menunjuk UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd sebagai Koordinator Global Gabungan dan Agen Penjual Internasional (Joint Global Coordinators and International Selling Agents) untuk memasarkan IPO pada investor internasional. Sementara itu, PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi  Efek (Joint Lead Managing Underwriters). 

        Adapun Penjamin Emisi Efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Lotus Andalan Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk., PT Philip Sekuritas Indonesia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Sinarmas Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., PT Valbury Sekuritas Indonesia, PT Victoria Sekuritas Indonesia, PT Wanteg Sekuritas, dan PT Yuanta Sekuritas Indonesia. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: