Tugas Wakil Presiden, Kiai Ma'ruf Amin, makin hari makin bertambah. Selain ditugasi urus Papua, Wapres juga diminta urus stunting. Makin banyaknya tugas yang dipegang wapres, membuktikan kalau Kiai Ma’ruf bukan sekadar ban serep.
Di awal-awal kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, kinerja Ma'ruf sering jadi sorotan. Lantaran dianggap banyak diam dan jarang terlibat dalam membuat keputusan penting. Banyak juga yang menyindir kalau wapres hanya sekedar ban serep.
Baca Juga: Bikin Geger! Beredar Kabar Maruf Amin Mundur, Prabowo Langsung Jadi Wakilnya Jokowi?
Menanggapi kritik itu, Ma'ruf tidak ambil hati. Eks Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini tetap fokus kerja. Bahkan selama pandemi, selain aktif ikut rapat di Istana, Ma'ruf juga sesekali blusukan ke luar kota.
Tak hanya itu, eks Rais Aam PBNU ini juga mendapatkan sejumlah tugas khusus dari Jokowi. Wapres ditunjuk sebagai Ketua Badan Khusus Percepatan Pembangunan Papua (BK-P3). Harapannya, agar dana otsus dapat membawa perubahan. Tugas baru yang diemban Ma’ruf adalah sebagai ketua pengarah dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Apakah wapres makin sibuk? Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi menganggap tidak ada yang luar biasa. Karena tugas wapres membantu presiden.
"Kerjaan wapres memang salah satunya itu. Menurunkan tingkat kemiskinan dan stunting. Tapi, yang mengerjakan kan bukan wapres, kementerian/lembaga. Wapres itu kan mengkoordinasi. Selama ini sudah maksimal dilakukan oleh wapres mengenai penurunan stunting," ujar pria yang akrab disapa Cak Duki ini.
Sebelumnya, Ma'ruf telah membeberkan enam fokus utamanya. Pertama, bidang ekonomi dan keuangan syariah. Pria kelahiran Tangerang 78 tahun silam itu menargetkan, pada 2024 telah terbangun ekosistem yang solid bagi pengembangan industri halal, keuangan dan dana sosial syariah, serta tumbuh dan berkembangnya usaha syariah, bisnis syariah.
Kedua, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Ketiga, usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ma'ruf mengatakan, peningkatan produktivitas akan dilaksanakan melalui peningkatan kompetensi individu, pemanfaatan teknologi, dan mendorong lembaga keuangan yang ramah UMKM. Keempat, reformasi birokrasi. Menurutnya, birokrasi harus efisien dan efektif.
Kelima, percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Ma'ruf memastikan, program di Papua dan Papua barat menggunakan pendekatan kesejahteraan. Keenam, pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Sayangnya, fokus wapres yang satu ini terbilang gagal. Karena Brisbane, Australia yang terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade XXXV 2032 setelah terpilih dalam rapat IOC ke-138, Rabu 21 Juli 2021 di Tokyo, Jepang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah cukup senang dengan banyaknya keterlibatan Wapres dalam urusan penting negara. Dia menilai, beban kerja baru ini menandakan keterlibatan wapres dalam prises pembangunan manusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: