Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presiden Minta Harga PCR Turun Ramai Diperbincangkan, PERSI: Targetnya untuk Siapa?

        Presiden Minta Harga PCR Turun Ramai Diperbincangkan, PERSI: Targetnya untuk Siapa? Kredit Foto: Antara/Indrayadi TH
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin menurunkan harga tes PCR menjadi Rp450 ribu-Rp550 ribu ramai diperbincangkan. Sebelumnya, banyak pihak yang mengkritik harga tes PCR di Indonesia yang dinilai mahal, terutama setelah India menurunkan harga tes menjadi Rp96 ribu. Sementara itu, sejumlah pihak juga meragukan permintaan tersebut akan terwujud apabila pemerintah tak ikut andil dengan memberikan subsidi untuk tes PCR.

        Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Lia G. Partakusuma menggarisbawahi siapa target dari rencana penurunan harga tes PCR ini. Menurut Lia, berdasarkan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, target sasarannya merupakan untuk keperluan tracing.

        Baca Juga: Jokowi Minta Harga PCR Turun, PERSI: Bisa Turun, Asal Harga Komponen Tes Juga Turun

        "Sebetulnya Pak Presiden itu bilangnya dalam konteks tracing kan, supaya kalau ada yang positif bisa segera diketahui hasilnya, supaya cepat. Jadi, kontesnya itu yang tracing," jelas Lia saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (16/8/2021).

        Apabila keperluannya untuk tracing, lanjut Lia, tes PCR untuk pemenuhan 3T (testing, tracing, treatment) selama ini telah dilakukan oleh puskesmas secara gratis. Sementara suspek yang menjalani pemeriksaan di rumah sakit juga akan dibebaskan biaya apabila hasil tes menunjukkan suspek terkonfirmasi positif Covid-19.

        "Kalau ada orang yang datang [ke rumah sakit] dicurigai Covid, kalau hasilnya memang positif, maka tidak akan dilakukan pembayaran karena masuk ke tagihan klaimnya rumah sakit," ujar Lia.

        Sedangkan tes PCR yang berbayar merupakan keperluan mandiri, misalnya untuk perjalanan atau keperluan lainnya.

        Oleh karena itu, Lia menekankan perlu dipastikan siapa sasaran dari rencana penurunan harga tes PCR apabila pemerintah ingin melakukan subsidi untuk tes tersebut.

        "Tapi sekali lagi, kita harus lihat yang mau disubsidi itu siapa sebenarnya? Kalau tracing kan sudah disubsidi, bahkan gratis. Nah sekarang yang teriak-teriak harga PCR mahal itu siapa? Itu biasanya yang mau rapat, atau misal mau perjalanan. Tapi kan di sisi lain, menurut saya, mobilitas yang sedikit itu membantu ya penularan virus itu menjadi lebih rendah,"

        Lia menganggap apabila harga tes PCR semakin murah, orang yang akan melakukan perjalanan akan semakin mudah memperoleh dokumen pendukung syarat bepergian yang pada akhirnya juga akan berdampak pada mobilitas masyarakat.

        "Artinya kita memberikan harga murah itu untuk siapa dan untuk apa. Kalau untuk tracing, itu kan gratis ya. Tracing itu nggak boleh dibayar oleh masyarakat, harus dari pemerintah," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: