Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Disimak! China dan Rusia Bakal Semakin Dekat dengan Pengakuan Taliban di Afghanistan

        Disimak! China dan Rusia Bakal Semakin Dekat dengan Pengakuan Taliban di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
        Warta Ekonomi, Beijing -

        China dan Rusia diperkirakan akan mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sebab, dua negara itu masih mempertahankan kedutaan besarnya di Kabul sementara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat mengevakuasi staf kedutaan dari Afghanistan.

        South China Morning Post, melaporkan China dan Rusia tidak berencana meninggalkan Afghanistan karena kedutaan mereka tetap buka. Pada Selasa (17/8/2021), Middle East Monitor melaporkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan Beijing menghormati keinginan dan pilihan rakyat Afghanistan.

        Baca Juga: Lampu Hijau Pengakuan Rusia pada Taliban di Afghanistan Masih Tertunda karena...

        Ia menambahkan China berharap Taliban akan mengelola pemerintahan dengan terbuka dan inklusif. Sementara itu, perwakilan khusus Rusia untuk Afghanistan mengatakan negara itu sudah menghubungi pihak berwenang Taliban.

        "Mereka sedang berbicara di Kabul, saat ini semua kontak dilakukan di sana, kedutaan sedang menanganinya," kata diplomat Rusia, Zamir Kabulov.

        Dalam pernyataannya, Taliban mengatakan mereka menjamin keamanan semua kedutaan besar, pusat diplomasi, institusi, tempat, dan warga asing. Rusia dan China menjaga hubungan diplomatik dengan Taliban selama beberapa tahun.

        Dengan menggunakan sistem komando dan kendali gabungan mereka juga melakukan latihan militer yang berlangsung selama satu pekan.

        Enam puluh lima negara mengeluarkan pernyataan gabungan meminta Taliban menjamin keamanan warga asing dan Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu. Pasukan AS sudah melaporkan korban jiwa dalam proses evakuasi yang kacau di bandara Kabul.

        Setelah gagal mencapai kesepakatan dengan perundingan damai dengan Taliban, Presiden Ashraf Ghani lari ke Tajikistan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: