Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bandara Kabul Adalah Pusat Mematikan dan Keputusasaan untuk Kabur dari Taliban

        Bandara Kabul Adalah Pusat Mematikan dan Keputusasaan untuk Kabur dari Taliban Kredit Foto: Getty Images/AFP
        Warta Ekonomi, Washington -

        Satu minggu setelah pengambilalihan Kabul oleh Taliban, situasi di bandara ibu kota menjadi semakin putus asa. Dengan lebih dari 20.000 orang di dalam dan sekitar fasilitas itu mencoba naik pesawat dan tujuh warga sipil Afghanistan lainnya tewas dalam kecelakaan, di tengah salah satu pengangkutan udara terbesar di sejarah Kabul. 

        Bandara tersebut menjadi pusat kekacauan untuk melarikan diri dari negara itu bagi puluhan ribu orang. Termasuk pekerja internasional, penerjemah Afghanistan, dan wanita yang sekarang terancam di bawah kekuasaan Taliban.

        Baca Juga: Bandara Kabul Kacau, Taliban Akhirnya Putuskan Turun Tangan

        Pada Minggu (22/8/2021) pagi, jumlah orang di bandara yang menunggu penerbangan telah membengkak menjadi 18.500, dengan 2.000 lainnya di gerbang menunggu untuk masuk, sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CNN.

        Salah satu penyebab kericuhan adalah keputusan untuk mengeluarkan visa elektronik kepada pemohon Visa Imigran Khusus (SIV), tanpa nama atau nomor dokumen. Visa kemudian disalin sebagai tangkapan layar dan dikirim oleh warga Afghanistan ke ribuan warga Afghanistan lainnya yang tidak memenuhi syarat untuk akses ke bandara, kata sumber itu.

        Kondisi memburuk sepanjang Minggu (22/8/2021) itu, dengan gerbang masuk bandara sebagian besar ditutup dan beberapa keluarga terpecah dan dikirim ke berbagai negara dalam kekacauan.

        "Tidak tahu apa yang mereka lakukan tetapi masih ada staf lokal yang berjuang di gerbang dan bahkan tidak bisa masuk," kata seorang sumber yang dekat dengan situasi tersebut kepada CNN, merujuk pada orang Afghanistan yang dipekerjakan oleh AS.

        Keluarga dipisahkan dan dikirim ke berbagai negara, tambah sumber itu. Ini "bukan dengan desain dan bukan kesalahan pejabat AS, tetapi mereka memilih untuk masuk secara terpisah, atau terpisah dalam perjalanan," kata mereka.

        "Mereka memiliki kasus di mana ibu, ayah, dan anak-anak semuanya berakhir di negara yang berbeda," kata sumber itu, dikutip Senin (23/8/2021).

        Sementara misi evakuasi massal terus berlanjut.

        Di dalam bandara pada Minggu, CNN melihat beberapa pesawat militer C-17 bersiap untuk lepas landas, dengan kehadiran militer yang sangat besar di dekatnya. Mereka diharapkan bekerja sepanjang malam dalam upaya untuk membersihkan simpanan penumpang.

        Di luar bandara, pemandangannya tidak ada bandingannya.

        Ribuan orang terus berkumpul di sekeliling pangkalan. Di antara gambar-gambar mengerikan dari keluarga-keluarga yang memanjat tembok perbatasan bandara minggu lalu, sebuah video tentang seorang bayi yang diangkat di atas kawat berduri ke seorang Marinir AS telah menyentuh keputusasaan di tanah.

        Bayi yang sakit itu dirawat di rumah sakit Norwegia yang berbasis di bandara, dan kemudian dikembalikan ke orang tuanya, kata juru bicara Pentagon John Kirby pada briefing pada hari Jumat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: