Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Realisasi BK Sawit Juli 2021 Tumbuh Hampir 3000 Persen

        Realisasi BK Sawit Juli 2021 Tumbuh Hampir 3000 Persen Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Realisasi bea keluar (BK) per Juli 2021 tercatat melesat hingga 888,7 persen. Kondisi ini didukung menguatnya ekspor komoditas tembaga dan kelapa sawit. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, BK dari ekspor komoditas tembaga tercatat tumbuh hingga 210,9 persen, menyusul kenaikan volume ekspor.

        “Untuk kelapa sawit tumbuh luar biasa tinggi, 2.945 persen. Terutama karena tarif BK yang lebih besar pada 2021 dan pengenaan BK pada produk turunan kelapa sawit,” kata Sri Mulyani, dikutip DDTCNews.

        Baca Juga: Penjualan Kelapa Sawit Meningkat, Perusahaan Ini Kantongi Cuan Lebih Besar!

        Sebaliknya, sumbangsih BK ekspor komoditas lain seperti kakao, kayu, dan kulit tercatat masih tertekan. Penurunan kontribusi bea keluar ekspor dari komoditas tersebut disebabkan anjloknya volume ekspor kakao dan penurunan tarif BK atas komoditas veneer per tahun ini. Secara total, realisasi BK sepanjang 2021 hingga Juli dilaporkan mencapai Rp15,87 triliun. Perinciannya, realisasi BK tercatat mampu melampaui Rp2 triliun setiap bulannya terhitung sejak Maret 2021.

        Realisasi BK bulanan tertinggi terjadi pada Mei 2021 dengan nilai sebesar Rp3,12 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2020 yang memiliki realisasi BK hanya sekitar Rp140 miliar. Tak hanya BK, bea masuk tercatat mampu tumbuh hingga 9,2 persen per Juli 2021 yang didukung pertumbuhan dari sektor manufaktur dan sektor perdagangan.

        “Bea masuk kontributor terbesar adalah sektor pengolahan dan perdagangan untuk impor bahan baku, barang modal, dan bahan konsumsi,” kata Sri Mulyani.

        Menguatnya sektor manufaktur dan perdagangan juga tercermin dari sisi penerimaan pajak. Per Juli 2021, tercatat penerimaan pajak dari sektor manufaktur mampu tumbuh hingga 12,7 persen, sedangkan sektor perdagangan mampu tumbuh hingga 14,6 persen. Kedua sektor ini memiliki kontribusi sebesar 52,2 persen terhadap total penerimaan pajak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: