Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PLN Proyeksikan Tingkatkan Permintaan Gas Bumi

        PLN Proyeksikan Tingkatkan Permintaan Gas Bumi Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PLN (Persero) terus berupaya meningkatkan pemanfaatan gas pada pembangkit listrik. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, permintaan gas diproyeksikan meningkat dari 364 Triliun British Thermal Unit (TBTU) pada 2021 menjadi 547 TBTU pada 2030.

        Meski demikian, Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) E. Haryadi mengungkapka terdapat sejumlah tantangan dan hambatan untuk mengimplementasikannya. Salah satunya adalah permintaan gas rata-rata berada dalam sistem pembangkit yang terisolasi dan kapasitas terpasangnya tidak begitu besar.

        Baca Juga: Dukung Pemulihan Industri di Masa Pandemi, PLN Berikan Program Cuti Daya

        Keberadaannya juga tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) juga harus bersaing dengan sumber energi lain yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

        “Ini berkaitan dengan harga. Kita harus bisa mengkalkulasikan mana yang lebih murah antara PLTG dengan EBT. Itu tantangan penyediaan gas, bagaimana membuat solusi bagi kami untuk yang lebih murah,” ujarnya dalam Plenary Session 2 bertema Toward 12 BSCFD: Unlocking the Gas Market dalam serangkaian Pameran dan Konvensi Indonesian Petroleum Association Ke-45 2021 yang digelar secara virtual, Kamis (2/9/2021).

        Haryadi mengungkapkan, pada RUPTL 2021-2030 terdapat penurunan permintaan. Hal tersebut berdasarkan perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi. Ia mengungkapkan, pada 2010 pertumbuhan ekonomi berkisar 6-7 persen disertai penyediaan listrik yang baik. Namun, sejak 2015 pertumbuhan ekonomi melandai di kisaran 5 persen.

        “Elastisitas energi listrik menurun sampai 0,5 persen. Ini berarti ada penurunan untuk listrik dan power sistem. Hal ini berdampak pada beban permintaan dari gas, karena itu kami membuat tinjauan untuk RUPTL kami dan berdasarkan pada beberapa proyeksi penugasan EBT 23 persen pada 2025,” pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: