Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Stop Tidur Telanjang! Ini Risikonya

        Stop Tidur Telanjang! Ini Risikonya Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Banyak penelitian telah mengakui manfaat tidur telanjang yang bisa meningkatkan kualitas istirahat bagi orang yang kurang tidur, meningkatkan kesehatan dan penampilan kulit.

        Tapi, seorang dokter di Amerika menyarankan semua orang tidak tidur telanjang karena kuman bisa menempel pada sprei. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sama pentingnya dengan menjaga kesehatan.

        Anthony Youn MD, ahli bedah plastik yang berbasis di Detroit menjelaskan risiko seseorang seharusnya tidak boleh tidur telanjang. Ia mengatakan bahwa rata-rata orang kentut 15 sampai 25 kali sehari dan ini bisa terjadi saat tidur.

        Sebuah studi ilmiah membuktikan setiap kali Anda kentut, Anda mengeluarkan sejumlah kecil kotoran. Begitu pula ketika Anda mengalami keputihan, maka akan lebih banyak partikel kotoran yang terperangkap. Karena itu, ahli menyarankan semua orang tetap mengenakan pakaian selama tidur.

        Baca Juga: Mudah! Gula Darah Auto Normal dengan Melakukan Beberapa Hal Sederhana Ini

        Ahli Bedah Plastik Holistik Amerika, Dr Youn menyarankan pria juga harus mengenakan celana ketika tidur dan rutin mengganti seprai. Para penelti pun telah melakukan percobaan dengan meminta seseorang mengeluarkan kentut langsung ke dua cawan petri dari jarak 5 meter setelah berpakaian lengkap dengan celana panjangnya.

        Dalam semalam, cawan petri sudah memiliki dua jenis gumpalan bakteri yang biasanya ditemukan di usus atau kulit. Dokter Kruszelnicki dilansir dari Express, mencatat bahwa angin atau kentut yang melewati pakaian tidak menyebabkan bakteri tumbuh di cawan petri. Hal ini menunjukkan bahwa pakaian bisa bertindak sebagai filter. 

        "Deduksi kami adalah zona enteric di cawan petri kedua disebabkan oleh flatus itu sendiri. Tampaknya flatus bisa menyebabkan infeksi bila seseorang tidur telanjang," kata Dokter Kruszelnicki. 

        Baca Juga: Wah… Waktu Tidur yang Ideal Ternyata Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Alzheimer

        Tetapi, jangan terlalu mengkhawatirkan temuan ini karena kedua jenis bakteri itu tidak berbahaya. Bakteri tersebut mirip dengan bakteri yang ditemukan dalam yogurt Sel kulit mati, keringat, dan air liur juga bisa menyebabkan kuman terperangkap di seprai dengan tes laboratorium menunjukkan sarung bantal bisa menampung 17 ribu kali lebih banyak koloni bakteri daripada sampel dari toilet.

        Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa tubuh manusia melepaskan lebih dari 500 juta sel kulit setiap hari, yang dapat menumpuk di seprai saat tidur. Hal ini dapat menarik tungau debu, yang kotorannya bisa memicu alergi, asma dan menyebabkan gejolak berlebih.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: