Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Samber Kasus Kece, Eh Tokoh Tionghoa yang Anti Ahok Nyeletuk: Sorry Nih, Pemerintah yang Salah!

        Samber Kasus Kece, Eh Tokoh Tionghoa yang Anti Ahok Nyeletuk: Sorry Nih, Pemerintah yang Salah! Kredit Foto: Instagram/Lieus Sungkharisma
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tionghoa Lieus Sungkharisma mengaku jika maslaah intoleransi di Indonesia yang kerap muncul akhir-akhir ini adalah kesalahan pemerintah yang disebutnya tak sigap melakukan penanganan. 

        Tokoh Tionghoa yang terkenal sangat anti dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) itu mencontohkan yang dapat mengusik toleransi adalah kasus penistaan agamayang dilakukan M Kece baru-baru ini. Baca Juga: Anies Digebuk: Karyanya Hanya Sekelas Lurah, Pantas Dinyinyirin Netizen, Mending Ahok!

        "Sorry nih, pemerintah yang salah nggak cepat ditangani," kata Lieus dalam sebuah diskusi virtual bertajuk Mahalnya Harga Toleransi di Negeri Demokrasi, Selasa malam (21/9/2021).

        Lanjutnya, ia mengatakan dalam kasus M Kece, lanjut Lieus Sungkharisma, Pemerintah juga terkesan lamban bergerak melakukan penanganan. Baca Juga: Eks Anggota FPI Bantu Irjen Napoleon Aniaya M Kece, Novel Bamukmin Bilang...

        "Saya agamanya Buddha, terlalu banget nih banyak minta dia (M. Kece) ditindak, baru akhirnya setahun dilaporkan baru ditangkap," terangnya.

        Seharusnya, kata Lieus, bibit-bibit seperti M. Kece bisa dicegah. Yakni, dengan mengoptimalkan kinerja Kementerian Informasi dan Komunikasi dalam memberikan masukan pada Kepolisian.

        "Kasih informasi dong ke Polisi, kan pemerintah aparatnya lengkap, anggarannya besar dan peralatan canggih, jangan kelamaan," pungkasnya seperti dilansir, Populis.id.

        Hadir dalam dialog tersebut anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Syafii Maarif, Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq, pegiat media sosial Ade Armando, Mustofa Nahrawardaya dan dai Erick Yusuf.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: