Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suara Lantang Gatot Nurmantyo Mengejutkan, Bawa-bawa Nama Soeharto

        Suara Lantang Gatot Nurmantyo Mengejutkan, Bawa-bawa Nama Soeharto Kredit Foto: Instagram Gatot Nurmantyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan mengungkapkan adanya bukti komunis masih ada di Indonesia.

        Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo dalam webinar yang berjudul "TNI Vs PKI" pada Minggu, 26 September 2021.

        Gatot Nurmantyo membeberkan bahwa komunis juga masuk di institusi TNI, hal itu dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

        Baca Juga: Koar-koar Soal Komunis di TNI, Gatot Nurmantyo Diskakmat Letjen Dudung: Itu Tudingan Keji!

        Menurut Gatot Nurmantyo barang-barang yang dihilangkan adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.

        "Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu," ungkap Gatot Nurmantyo.

        "Di situ direncanakan bagaimana mengatasi pemberontakan G30S/PKI, di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," sambungnya.

        Menurut Gatot Nurmantyo, bahwa hal tersebut menujukkan, mau tidak mau kita harus mengakui, dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI.

        "Peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," bebernya.

        Gatot Nurmantyo pun lantas menjelaskan lebih lanjut bahwa dirinya mendapatkan informasi dari utusan yang dikirimnya ke Museum Makostrad.

        Menurut Gatot Nurmantyo, bahwa kondisi saat ini diorama di Museum Makostrad yakni patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan Nasution beserta 7 pahlawan revolusi sudah hilang.

        "Saya mendapat informasi, walau bagaimanapun saya mantan Pangkostrad. Baru akhir-akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution, tapi juga 7 pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana," beber Gatot Nurmantyo.

        Apalagi, kata Gotot Nurmantyo, bahwa khusus di ruangan Pak Harto mencerminkan penumpasan pemberontakan G30S/PKI yang dikendalikannya dari markasnya.

        "Saya tadinya tidak percaya, Tapi saya utus seseorang yang tidak bisa saya sebutkan di sana dan memfoto ruangan itu dan dapatkan foto dari video itu yang terakhir sudah kosong," jelas Gatot Nurmantyo.

        Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu menyebut, bahwa insiden ini lantas membuktikan adanya kemungkinan sudah berkembangnya paham komunis di tubuh TNI.

        "Maka saya katakan ini kemungkinan sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI," ujar Gatot Nurmantyo.

        Sementara itu, merespons pernyataan Gatot Nurmantyo, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengungkapkan, bahwa inisiatif pembongkaran patung-patung tersebut bukan berasal dari pihaknya.

        "Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," jelas Kolonel Infanteri Haryantana dalam keterangan tertulis, Senin (27/9).

        Menurut Haryantana, bahwa sebelumnya pada Senin (30/8), mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution menemui Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman. Pertemuan kala itu juga dihadiri Kaskostrad dan Irkostrad.

        "Yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut," ungkap Haryantana.

        Baca Juga: Orang Demokrat Gak Bosan-bosan Ledek Yusril, Kali Ini Disuruh Berterima Kasih ke AHY

        Menurut Haryantana, Azmyn Yusri Nasution adalah penggagas pembuatan patung-patung tersebut.

        Pembuatan patung dilakukan kala dirinya menjabat sebagai Pangkostrad, 9 Agustus 2011 hingga 13 Maret 2012.

        "Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 s/d 13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," beber Haryantana.

        "Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan," imbuhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: