Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Koar-koar Soal Komunis di TNI, Gatot Nurmantyo Diskakmat Letjen Dudung: Itu Tudingan Keji!

Koar-koar Soal Komunis di TNI, Gatot Nurmantyo Diskakmat Letjen Dudung: Itu Tudingan Keji! Kredit Foto: Instagram/Gatot Nurmantyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman meminta Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo lakukan tabayyun soal komunisme menyusup ke TNI karena hilangnya patung Soeharto di Kostrad.

Letjen TNI Dudung Abdurachman membantah tuduhan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengenai komunisme menyusup ke TNI, karena hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad.Letjen Dudung menegaskan hal itu adalah tuduhan yang keji.

“Patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut,” katanya.

Baca Juga: Soal Rizieq Boleh Dipukul dan Dilumuri Kotoran Bikin Pentolan 212 Geram: Ade Armando Menilat Rezim!

“Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012),” kata Dudung dalam keterangan yang diterima wartawan, Senin (27/9/2021).

Letjen Dudung mengatakan patung itu kini telah diambil kembali oleh Letjen Purn AY Nasution. Pengambilan patung itu karena alasan pribadi dan atas izin Dudung.

“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini,” katanya.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” tuturnya.

Letjen Dudung menepis jika pengambilan patung itu disimpulkan TNI melupakan peristiwa G-30S-PKI.

“Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G-30S-PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: