Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, mengatakan intelektual dari Yusril Ihza Mahendra perlu diraguakan.
“kami juga memperhatikan di stabilitas emosi Pak Yusril,” ungkapnya dalam konfresi pers di Jakarta, Minggu (03/10).
Herzaky dalam konfrsi pers tersebut mengatakan jika heran saat Yusril malah menggugat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat, padahal AD/ART tersebut digunakan oleh Yusril untuk mengangkat anaknya menjadi calon bupati di Belitung Timur pada tahun lalu.
“Salah satu kader Demokrat mengatakan bahwa ia heran, kenapa Pak Yusril sekarang menggugat AD/ART yang tahun lalu dijadikan dasar untuk mengusung anaknya Pak Yusril menjadi calon bupati di Belitung Timur?,” katanya. Baca Juga: Geram, Demokrat Kubu AHY Sebut Yusril Berjuang Cuma Demi...
Herzaky melanjutkan respon dari Yusril malah mengejutkan. Ia mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan bisa maju menjadi calon presiden pada 2004 tanpa bantuan dan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Ini sungguh pembodohan publik, sangat tidak intelek, perlu diragukan intelektualitasnya. Tanpa PBB Bapak SBY dengan dukungan Demokrat tetap bisa maju nyapres tahun 2004. Karena baik dilihat dari pemilihan suaramaupun kursi sudah memenuhi syarat untuk nyapres,” ujar Herzaky.
Ia juga melanjutkan jika pihaknya mempersoalkan intelektualitas dan respon Yusril kurang cerdas dan terlalu emosional. Baca Juga: Demokrat Kubu Cikeas Makin Pede Gugatan Yusril Bakal Ditolak MA
“Karena itu kami juga bertanya lagi-lagi soal kemampuan intelijen KSP Moeldoko,” imbuhnya.
Sebelumnya Partai Demokrat AHY dengan Demokrat Kubu Moeldoko yang melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, masih melanjutkan polemic dan kekisruhan antara keduanya. Kubu Moeldoko menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum untuk menggugat AD/ART Partai Demokrat Kubu AHY yang dinilai cacat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fajar Sulaiman