Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kekurangan Gizi Bisa Timbulkan Dampak Jangka Panjang pada Remaja Putri

        Kekurangan Gizi Bisa Timbulkan Dampak Jangka Panjang pada Remaja Putri Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
        Warta Ekonomi -

        Masalah kekurangan gizi tidak bisa dianggap enteng. Remaja putri yang mengalami kurang gizi dan anemia dalam waktu lama karena terus dibiarkan, bisa menimbulkan dampak buruk pada anak yang dia lahirkan kelak. Salah satunya IQ lebih rendah.

        "Dia akan menghasilkan keturunan yang perkembangan otaknya lebih rendah, terganggu akibatnya IQ lebih rendah (10 poin). Ketika anak ini sekolah dia punya kognitif yang lemah," kata pakar nutrisi dari Universitas Indonesia, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes dalam sebuah konferensi pers daring, ditulis Sabtu (2/10).

        Baca Juga: Bukan Hanya Covid-19, Flu Juga Bisa Picu Kondisi Long Flu

        Rita mengatakan, masalah lain yang juga dapat muncul yakni pertumbuhan massa tubuh anak yang rendah menyebabkan kekebalan kapasitas kerjanya menurun. Akibatnya  tidak bisa produktif, mudah lelah, memiliki keterbatasan gerak dan lainnya, diikuti keadaan metabolik yang mengarah pada penyakit tidak menular (PTM) salah satunya diabetes.

        "Kalau remaja tidak segera berubah dia akan melahirkan generasi stunting. Lalu generasi stunting itu mudah sekali mengalami gangguan metabolik, terkena diabetes lebih awal," tutur Rita.

        Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang sejak usia 1000 hari pertama kelahiran (HPK). Kondisi ini umumnya terdiagnosis pada saat anak berusia 2 tahun yakni saat 70 persen otaknya sedang berkembang.

        Potensi stunting sebenarnya bisa dilihat perjalanan 1000 hari pertama anak. Salah satunya bila lahir dengan berat rendah (bblr). Pada kondisi ini, maka pemantauan seperti panjang badan dan berat badannya dilakukan setiap pekan.

        Baca Juga: Penting! Ini 8 Cara Mewujudkan Kualitas Tidur yang Baik untuk Penderita Diabetes

        Rita mengatakan, masalah gizi remaja yang salah satunya berkontribusi pada kejadian stunting bisa diubah melalui penerapan gaya hidup sehat termasuk asupan makanan bergizi seimbang."Jadi, kalau remaja berada dalam status gizi baik, berarti ketika suatu saat dia menjadi ibu, dia dalam kondisi tidak malnutrisi. Kapanpun dia akan hamil, zat gizi di dalam tubuhnya sudah siap untuk diteruskan ke janinnya," kata dia.

        Rita menekankan, makanan bergizi seimbang tak mesti mahal. Sederet makanan yang relatif ramah di kantong semisal daun katuk, kangkung, ikan kembung, tempe, buah-buahan seperti pepaya bisa menjadi pilihan demi memenuhi asupan gizi seseorang. Namun, perlu diingat, makanan ini tetap harus memperhatikan pengolahan yang tepat.

        Baca Juga: Duh... Covid-19 Ringan Dapat Berdampak Jangka Panjang pada Otak

        "Tempe yang mudah didapat sudah bisa menyelesaikan untuk pemenuhan protein anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dengan pengolahan tepat. Sayur tidak mesti mahal-mahal, kangkung jauh lebih bagus asal pengolahan tepat. Bahkan oncom pun karena kandungan gizi luar biasa," kata Rita.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: