Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jubir Gus Dur Bongkar Masa Lalu Megawati, Oh Ternyata Pernah Ngambek Gegara Gak Jadi Presiden

        Jubir Gus Dur Bongkar Masa Lalu Megawati, Oh Ternyata Pernah Ngambek Gegara Gak Jadi Presiden Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru bicara Presidenke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Adhie M. Massardi mengaku ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah ngambek karena tak jadi Presiden RI setelah reformasi.

        Adhie mengaku, Megawati ngambek lantaran merasa paling pantas menjadi presiden ketimbang Gus Dur. Megawati kata Adhie merasa pantas menjadi Presiden karena suara PDIP di mendominasi parlemen ketika itu.

        "Waktu itu sih prosesnya Megawati ngambek, memang tidak mau. Tapi kemudian atas bujukan Gus Dur akhirnya ibu Megawati mau jadi Wakil Presiden. Kenapa tidak mau jadi Wakil Presiden? Karena, 'jatah gue kan Presiden kenapa jadi wakil', kira-kira begitu," kata Adhie ketika berbincang dengan wartawan senior, Hersubeno Arief di kanal YouTube Hersubeno Point, dikutip dari Populis.id, Kamis (7/10/2021).

        Baca Juga: Koar-koar Megawati Gulingkan Gus Dur, Herzaky Terpeleset Lidah

        Adhie mengatakan, setelah reformasi, Amien Rais dipilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan menyusul Akbar Tandjung sebagai Ketua DPR.

        Dia mengatakan,kelompok reformasi saat itu menginginkan Amien menjadi Presiden, akan tetapi kata dia merasa bahwa janjinya adalah sebagai Ketua MPR selama lima tahun dan telah disumpah. Sehingga, Amien mengusulkan Gus Dur sebagai Presiden.

        "Persoalannya adalah Gus Dur mau apa tidak. Kemudian dilobilah Gus Dur, kemudian akhirnya ada kesepakatan Gus Dur mau menjadi Presiden," kata Adhie.

        Karena kekuatan reformasi saat itu sangat kompak, sehingga dengan cepat Gus Dur terpilih mengalahkan Megawati.Padahal kata Adhie, jika melihat komposisi itu, kelompok reformasi bisa saja memilih orang yang dikehendaki untuk mendampingi Gus Dur sebagai Wakil Presiden.

        "Kalau mau itu kelompok reformasi itu yang dimotori oleh poros tengah dan Golkar waktu itu, bisa menyapu semua posisi, semua jabatan. Tapi ketika itu, baik Pak Amien maupun Gus Dur juga sebetulnya Bang Akbar Tandjung, mengatakan bahwa 'kita kan tujuan kita kan bukan untuk sok-sokan, serakah-serakahan mengambil kekuasaan'. Agar situasi ini damai, tidak terjadi konflik yang berkepanjangan, maka dimintalah Megawati untuk menjadi Wakil Presiden," demikian kenangan peristiwa politik yang diingat Adhie.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: