Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sangat Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Antara Radang Amandel dan Covid-19

        Sangat Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Antara Radang Amandel dan Covid-19 Kredit Foto: Pexels/Gustavo Fring
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tonsilitis adalah infeksi amandel di bagian belakang tenggorokan. Gejalanya berpotensi membingungkan di tengah pandemi Covid-19.

        Di Inggris, sekitar dua per tiga tonsilektomi dilakukan pada anak-anak. Namun, remaja dan orang dewasa juga bisa terkena tonsilitis.

        Penyebab tonsilitis berbeda dari orang ke orang. Infeksinya bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri.

        Baca Juga: Catat! Ternyata Ini Vitamin yang Paling Dibutuhkan Penderita Diabetes

        Tonsilitis bisa terasa seperti pilek atau flu yang sangat parah. Dikutip dari laman Express UK, penting untuk mengetahui gejala utamanya untuk memastikan Anda bukan terkena Covid-19.

        Pada orang dewasa, amandel di bagian belakang tenggorokan akan menjadi merah dan bengkak. Gejala utama pada anak-anak dan orang dewasa adalah sakit tenggorokan, kesulitan menelan, demam 38 derajat Celsius atau lebih, batuk, sakit kepala, tidak enak badan, sakit telinga, dan merasa lelah.

        Dalam kasus yang lebih parah, penderita mungkin mengalami pembengkakan atau nyeri pada kelenjar di leher, bintik-bintik putih berisi nanah di amandel, dan bau mulut. Anak-anak kecil mungkin tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaan mereka.

        Orang tua bisa mencurigai radang amandel jika anak-anak berliur karena sulit atau sakit saat menelan. Anak juga jadi malas makan dan sangat rewel.

        Baca Juga: Waduh! Apakah Jahe Bagus Dikonsumsi Penderita Diabetes? Ternyata…

        Tonsilitis biasanya hilang dengan sendirinya setelah tiga sampai empat hari. Penderitanya perlu banyak istirahat, mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen, minuman dingin, dan larutan hangat air garam.

        Penderita tonsilitis mungkin juga memerlukan larutan antiseptik, semprotan tenggorokan, dan pelega tenggorokan. Ada kalanya mereka membutuhkan resep antibiotik.

        Sementara itu, infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, akan membuat orang merasa tak bisa mencium aroma dan mengenali rasa makanan. Mereka juga tiba-tiba batuk terus-menerus dan demam tinggi. Jika memiliki gejala yang menyerupai ini, ada baiknya melakukan tes uji usap Covid-19.

        Tidak seperti Covid-19, tak semua kasus tonsilitis menular. Hanya saja, sebagian besar infeksi yang menyebabkannya (seperti pilek dan flu) dapat menular. Itulah mengapa penting untuk tetap di rumah, atau menjaga anak dengan tonsilitis tak keluar rumah sampai kondisinya lebih baik.

        Seseorang mungkin juga terkena tonsilitis jika bakteri streptokokus memengaruhi tenggorokan. Infeksi ini bisa ditularkan lewat cairan dari bicara, batuk, bersin, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus atau bakteri.

        Baca Juga: Teh Ini Cocok untuk Penderita Diabetes karena Bisa Membantu Mengurangi Gula Darah

        Di luar negeri, tonsilitis yang mendera di musim panas atau musim gugur, kemungkinan besar disebabkan oleh virus, seperti virus selesma. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Tonsilitis paling sering disebabkan virus umum yang masuk ke tubuh melalui mulut.

        Lain halnya dengan tonsilitis yang menyerang di musim dingin atau awal musim semi. Kemungkinan besar itu disebabkan infeksi bakteri seperti streptococcus pyogenes (radang tenggorokan). Sekitar 15 hingga 30 persen kasus tonsilitis disebabkan bakteri, dan jika ini masalahnya, maka mungkin perlu minum antibiotik.

        Baca Juga: Waduh! Apakah Boleh Penderita Diabetes Mengonsumsi Suplemen? Ternyata…

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: