Ditanya Dukungan Soal Banteng dan Celeng, Gibran: Ini Bukan Masalah Dukung Mendukung
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberi pendapat soal Banteng vs Celeng dan pencapresan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ketika disinggung soal dukungamya terhadap Banteng atau Celeng, Gibran menjawab diplomatis: “Pak Ganjar atasan saya,”
Itu disampaikan Gibran kala menemani Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Bima Arya yang berkunjung ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (14/10) lalu.
Baca Juga: Terkait Banteng Vs Celeng, Ganjar Pranowo Bisa Diuntungkan karena...
Gibran memang kerap disebut dekat dengan Ganjar. Ia pun menyebut itu wajar lantaran Ganjar adalah seniornya.
“Pokoknya, saya dekat dengan semua, saya menganggap beliau senior, mentor,” ujar Gibran saat dijumpai di Balai Kota Solo, Jumat (15/10).
Terlebih lagi, Gibran dan Ganjar sudah beberapa kali melakukan pertemuan. Tetapi, Wali Kota Solo itu, mengaku tak membahas soal Pilpres 2024.
Ia pun mengaku pertemuan itu hanya sekedar makan siang kemudian bergegas pulang. Pembahasan saat makan siang pun masih seputar permasalahan daerah.
“Ini bukan masalah dukung-mendukung atau apa. Pak Ganjar kan atasan saya, apapun pasti saya konsultasi dulu, kayak kemarin saya titip (taman) Balekambang kayak gini lho Pak, ada tanah provinsi minta dibantu,” katanya.
Gibran juga menegaskan, sedang fokus menangani pandemi Covid-19. “Lha emange (memangnya) aku celeng. Saya tuh fokus penanganan Covid-19 dulu,” sebut suami Selvi Ananda itu.
Meski Gibran mengaku kedekatannya dengan Ganjar cuma sebatas teman kerja, tapi beberapa kali Gibran membela Ganjar. Seperti sindiran Ketua DPR Puan Maharani kepada Ganjar yang disambut pembelaan Gibran.
Kala itu, Puan menyindir Ganjar sebagai pemimpin yang cuma aktif di media sosial, tapi lemah di lapangan. Mendengar ini, Gibran bereaksi. Dia terkesan membela Ganjar.
Baca Juga: Tenang Pak Ganjar, Bisa Gabung dengan 3 Koalisi Ini Bila Ditolak PDIP
“Di lapangan penting, sosmed ya penting. Dua-duanya harus seimbang,” cetus Gibran
Untuk diketahui, istilah Banteng dan Celeng pertama kali diucapkan oleh Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Pacul. Dia menyebut para pendukung dan relawan Ganjar dari PDIP sebagai Celeng.
“Kalau ada pengurus yang bicara di luar perintah partai artinya apa? Keluar dari barisan. Kalau keluar dari barisan ya siap untuk tidak di barisan, ya dikeluarkan oleh komandannya. Di militer juga gitu, keluar dari barisan ya out,” papar Pacul. Gara-gara omongan Bambang Pacul soal celeng, kader PDIP pendukung Ganjar membuat Barisan Celeng perjuangan. Agar tak meluas DPP PDIP pun memanggil pencetusnya Albertus Sumbogo untuk minta klarifikasi.
“Dalam pertemuan itu, kita lebih banyak sharing, lebih banyak untuk berbicara bagaimana mendeskripsikan, mengonstruksikan langkah-langkah partai bagi pemenang pemilu 2024,” kata Sumbogo
Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo juga ikutan berkomentar. Dia membandingkan, deklarasi dukungan untuk Ganjar dengan pencalonan Gibran saat maju pada pemilihan Wali Kota Solo 2019.
Kala itu, kata dia, PDIP Solo sempat bergejolak menjelang Pilkada 2019. DPC PDIP Solo mengusulkan pasangan calon tunggal Achmad Purnomo-Teguh Prakosa kepada DPD PDIP Jawa Tengah dan DPP PDIP. Namun beberapa bulan menjelang pendaftaran, nama Gibran menyatakan bakal maju pada Pilkada Solo melalui PDIP.
Menurut Rudy, deklarasi dukungan untuk Ganjar di Pilpres 2024 merupakan aspirasi masyarakat akar rumput. Namun, ia memastikan kader PDIP pada akhirnya akan patuh pada keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Sementara Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, sebutan celeng bagi kader PDIP pendukung Ganjar merupakan tindakan yang tidak bijak dan mendiskreditkan kader sendiri.
Baca Juga: Anies Baswedan Meminta Tambahan Waktu Memimpin Jakarta, CYPR: Anies Gagal Pimpin Jakarta
“Bahasa yang disampaikan ada DPC yang punya suara pendukung Ganjar kemudian dikatakan sebagai kader celeng, menurut saya ini sudah enggak tepati,” kata Pangi.
Pangi mengatakan, perbedaan pendapat antara kader di akar rumput dan elite semestinya bukan masalah karena itu adalah sesuatu yang demokratis. Menurut Pangi, selama belum ada keputusan DPP soal nama calon presiden, maka setiap kader PDIP dapat bersuara untuk calon presiden yang mereka idolakan dan dukung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar