Pengamat Terang-terangan Ngomong Gini: Hasto PDIP Hattrick Lempar Serangan ke SBY
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, ikut menyoroti aksi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan bahwa komunikasi politik presiden tidak bisa dilakukan seperti mengarang lagu.
Menurut Adi, Hasto tengah melontarkan sindiran kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Kaget Bukan Kepalang: Peminatnya Sangat Banyak, Mencapai 53 Orang
Bahkan, serangan Hasto tersebut menurut Adi telah dilakukan secara tiga kali kepada SBY.
Baca Juga: Tunjuk Jubir, Presiden Jokowi Disarankan Contoh Gus Dur dan SBY
"Hasto hattrick serang dan sindir SBY. Pertama, 2009, pemilu penuh kecurangan, mobilisasi birokrasi, ASN, dan lainnya. Kedua, zaman Jokowi lebih maju karena masif bangun infrastruktur dan tak banyak rapat yang tak hasilkan keputusan, seperti zaman SBY," bebernya kepada wartawan, Selasa (26/10/2021) kemarin.
"Ketiga, soal sindiran komunikasi politik tak pakai lagu. Jelas itu alamatnya ke SBY yang kerap menyampaikan pesan politik melalui lagu dan puisi," imbuh dia.
Lebih lanjut, ia menilai jika Hasto ingin menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan presiden terbaik ketimbang SBY.
"Kemungkinannya (faktornya) 2 hal. Pertama, Hasto ingin kasih tunjuk ke semua orang, Jokowi sebagai kader PDIP presiden terbaik ketimbang SBY. Kedua, mungkin juga selama berkuasa, SBY sering menafikan apa yang dilakukan Megawati sebagai presiden sebelumnya," paparnya.
"Bahkan, mungkin juga PDIP selalu merasa dirugikan dan 'dizalimi' oleh kebijakan-kebijakan era SBY. Setidaknya itu yang ditangkap publik," tambah dia.
Karena itu, ia meminta publik untuk tidak kaget melihat serangan kepada SBY ini.
"Makin sengit dunia persilatan. Inilah realitas politik kita saat ini, saling sindir dan saling menafikan. Mungkin ini tanda-tanda pemilu sudah dekat. Perseteruan politik ini menarik biar rakyat terang benderang melihat siapa yang sebenarnya bekerja dan pencitraan," tukasnya.
Merespons pernyataan Hasto, Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani memilih berbaik sanka.
Ia pun menilai tidak relevan jika pernyataan Hasto tersebut menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Terkait pernyataan Hasto, kami berbaik sangka bahwa itu bukanlah insinuasi terhadap Pak SBY, tidak pas dan tidak relevan. Adalah benar bahwa Pak SBY memiliki karya tulis berupa buku dan karya seni, tak hanya lagu saat ini juga berupa lukisan. Ini bakat luar biasa sekaligus tanda keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang optimal dari Pak SBY," ujar Kamhar kepada wartawan, Selasa (26/10).
"Menjadi tak relevan sindiran Hasto jika dikaitkan dengan keberadaan jubir kepresidenan, karena meskipun Pak SBY bukan yang pertama menggunakan jubir kepresidenan namun di era Pak SBY lah peran jubir kepresidenan menjadi sangat populer yaitu Bang Andi Mallaranggeng dan Bang Dino Pati Jalal di periode pertama dan Bang Julian Aldrin Pasha di periode kedua. Mereka adalah intelektual-intelektual terkemuka dengan reputasi dan capaian yang mendapatkan pengakuan nasional dan internasional," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil