Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Biden Habisi Putin karena Absen di COP26, Kremlin Ngaku Serius Tangani Masalah Iklim

        Biden Habisi Putin karena Absen di COP26, Kremlin Ngaku Serius Tangani Masalah Iklim Kredit Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kremlin telah menolak kritikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas ketidakhadiran Presiden Vladimir Putin di KTT COP26. 

        Diwartakan Straits Times hingga Moskow Times, penolakan itu disampaikan pada Rabu (3/11/2021) dengan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow 'serius tentang perubahan iklim'.

        Baca Juga: Biden Sukses Sentil Putin dan Xi Jinping yang Absen di KTT COP26

        "Kami tidak menyetujuinya. Kami tentu tidak meremehkan pentingnya acara di Glasgow. Tindakan Rusia sudah konsisten, bijaksana dan serius," kata Peskov kepada wartawan ketika ditanya tentang tuduhan Biden bahwa China dan Rusia gagal menunjukkan kepemimpinan dalam perubahan iklim.

        Biden pada Selasa (2/11/2021) tidak hanya mengkritik absennya Presiden China Xi Jinping, tetapi juga ketidakhadiran Putin di KTT iklim COP26 di Glasgow.

        Putin sendiri tidak hadir secara langsung di COP26 karena masalah kekhawatiran terhadap virus corona. Sebagai gantinya, ia merekam video yang berisi pidato untuk disampaikan pada COP26. Selain itu, Kremlin juga telah mengirimkan delegasi yang beranggotakan 270 orang ke KTT, dengan pimpinan utusan iklim Putin, Ruslan Edelgeriyev dan Wakil Perdana Menteri Alexei Overchuk.

        Pada musim panas ini, Rusia mengalami musim kebakaran hutan terburuk dalam sejarah modern, menurut data yang dianalisis oleh Greenpeace. Kelompok itu mengatakan bahwa lebih dari 18,16 juta hektare hutan Rusia hancur pada tahun 2021 dengan para ahli menghubungkan kebakaran dengan perubahan iklim dan deforestasi.

        Terkait itu, Biden menyebut bahwa Rusia memiliki masalah iklim serius, termasuk kebakaran hutan tundra. Namun, di COP26, Putin justru 'pergi', kata Biden.

        "Itu masalah besar dan mereka (Putin dan Xi) pergi. Bagaimana Anda bisa melakukannya dan mengklaim memiliki kemampuan pemimpin," kata Biden. 

        "Secara harfiah, tundra terbakar. Dia (Putin) memiliki masalah iklim yang serius dan serius, dan dia malah bungkam untuk mengatasinya," sambung presiden AS tersebut.

        Membalas kritikan itu, Peskov menegaskan bahwa Moskow sangat menyadari dampak perubahan iklim. Ia juga mengatakan bagaimana pada kenyataannya, Rusia justru menghadapi 'tantangan yang lebih serius' daripada negara lain.

        Tak lupa, Peskov turut menyinggung kebakaran California sebagai bagian dari 'pembalasan' atas kritikan Washington. 

        "Tundra memang benar-benar terbakar. Tapi jangan lupa bahwa hutan juga terbakar di California, hutan terbakar di Turki, dan di negara lain," katanya.

        Peskov menambahkan bahwa Rusia telah mengambil posisi yang 'sangat bertanggung jawab' pada perubahan iklim dengan rencana jangka panjang untuk mengurangi emisi dan mendiversifikasi sumber energi.

        Dia kemudian mengatakan bahwa Biden mungkin tidak mengetahui rencana ini ketika dia berbicara. Peskov pun menungkap kemungkinan bahwa Putin akan bertemul langsung dengan Biden untuk membahas masalah iklim.

        "Presiden Putin akan memiliki kesempatan besar untuk memberi tahu Presiden Biden apa yang sudah kita lakukan untuk penanganan iklim," ujar Peskov.

        Rusia adalah penghasil emisi gas rumah kaca tertinggi keempat di dunia, bersama dengan China dan India. Namun, seperti dilaporkan NewsWeek,  Kremlin tidak tidak menandatangani Ikrar Metana Global yang dipimpin AS di COP26 untuk mengurangi emisi metana 30 persen pada tahun 2030.

        Kendati demikian, Rusia telah memutuskan bergabung dengan lebih dari 100 negara di COP26 untuk menjanjikan upaya penuntasan deforestasi pada tahun 2030. Sementara itu, pada tahun ini, Putin juga berjanji bahwa Rusia akan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: