Dongkrak Daya Saing Usaha, Menteri Investasi Dorong Percepatan Proyek Pabrik Soda Ash
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pihaknya terus mendukung percepatan pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik (PG).
"Proyek Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik memiliki peranan penting bagi kemajuan industri kimia nasional,"kata Bahlil dalam keterangan resminya, Selasa (9/11/2021).
Baca Juga: Pelabelan Lolos Uji Aman Kemasan Pangan Resahkan Konsumen dan Rusak Iklim Investasi
Pabrik yang diproyesikan beroperasi pada akhir tahun 2024 ini nanti tidak hanya memberikan added value bagi perusahaan. Lebih dari itu, akan menjadi yang pertama di Indonesia dan membantu mengurangi ketergantungan impor Soda Ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3) yang saat ini jumlahnya mencapai 1 juta ton dalam setahun.
"Kehadiran Pabrik Soda Ash PG akan mampu meningkatkan daya saing usaha industri nasional, karena bahan baku diperoleh dari lokal. Masyarakat pun dapat merasakan manfaatnya dari produk yang dihasilkan," ungkapnya
Dia menjelaskan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia agar pihaknya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor, seperti Pabrik Soda Ash.
"Kita pastikan agar proyek ini terus berproses," ujar Menteri Bahlil.
Dia juga berharap BUMN lainnya dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah, seperti yang dilakukan PG melalui strategi related diversified industry. Dimana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
"Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan," katanya.
Bahlil pun mengapresiasi kerjasama yang baik antara Kementerian Investasi dengan PG beserta kementerian terkait lainnya dalam mengakomodasi proses perizinan dan memfasilitasi percepatan proyek investasi ini.
Lebih lanjut, ia mendorong PG untuk mempercepat target pembangunan proyek Pabrik Soda Ash ini, sehingga manfaatnya pun dapat segera dirasakan oleh industri kimia nasional.
Adapun, Direktur Utama (Dirut) PG, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan bahwa selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, PG selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
"Alhamdulilah kita selalu mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga proyek investasi yang akan dibangun di lahan seluas 20 hektar ini Insha Allah dapat terlaksana," kata Dwi.
Pabrik Soda Ash berkapasitas 300 ribu ton per tahun ini merupakan salah satu implementasi PG dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional melalui penguatan industri kimia.
Seperti diketahui, selama ini kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global,"ujar Dwi.
Sementara itu, untuk menyukseskan pembangunan Pabrik Soda Ash ini, sebelumnya PG telah menandatangani MoU dengan PT Garam (Persero) dan perusahaan multinasional Unilever Asia Pte. Ltd.
"MoU ini dalam rangka menjamin ekosistem bisnis rencana pembangunan Pabrik Soda Ash, dimana PG akan membeli garam industri sebagai bahan baku Soda Ash serta bekerjasama dengan Unilever Asia sebagai offtaker yang akan menyerap produk Soda Ash," tutup Dwi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: