Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendukung Anies 'Teriaki' Elite PDIP: Selama Anies Gubernur, Istana Negara Tidak Kebanjiran

        Pendukung Anies 'Teriaki' Elite PDIP: Selama Anies Gubernur, Istana Negara Tidak Kebanjiran Kredit Foto: Instagram/Geisz Chalifah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Program sumur resapan di trotoar era Gubernur Anies Baswedan dikritik Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Pantas Nainggolan. Cara pembuatan sumur resapan itu dianggapnya tak efektif untuk menangani genangan banjir di Ibu Kota. Pantas menyampaikan pandangannya itu dalam acara salah satu televisi swasta.

        Argumennya sempat disangkah relawan pendukung Anies yang juga Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Geisz Chalifah. Pantas mengawali paparannya dengan menyindir posisi Geisz sebagai Komisaris Ancol yang kerap pasang badan membela Anies. Bagi dia, tak ada progres signifikan terkait penanganan banjir di Jakarta selama era Anies.

        Baca Juga: PDIP Bakal Usung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, jika Ada Parpol Usung Anies Baswedan

        "Ada semacam kekakuan bagi gubernur sekarang melanjutkan apa yang sudah direncanakan oleh gubernur-gubernur terdahulu," kata Pantas melansir VIVA, Senin (15/11/2021).

        Dia merasa heran karena seharusnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI di bawah Anies memiliki roadmap jelas untuk mengurangi titik genangan banjir. Ia pun menyoroti saat ini Pemprov DKI yang gencar membuat sumur resapan.

        "Satu-satunya yang agak menonjol dari gubernur yang sekarang ini adalah pembangunan sumur resapan. Itu pun di akhir masa bakti, hanya terjadi di bulan-bulan terakhir 2021 ini saja," sebut Pantas.

        Menurut dia, program sumur resapan tidak efektif dan tidak terkoordinasi. Salah satunya pembuatan sumur resapan di trotoar sepanjang Banjir Kanal Timur (BKT). Padahal, trotoar di BKT baru diperbaiki. Lalu, ia menyebut Anies mestinya fokus memprioritaskan waduk dan sungai. Namun, eks Mendikbud itu dinilai tak jalan karena hanya mau dengan konsep naturalisasi.

        "Beliau selalu menekankan tentang naturalisasi. Itu yang membuat penanganan banjir tidak produktif," sebut Pantas.

        Giliran Geisz Chalifah yang menyampaikan argumennya. Ia membalas omongan Pantas soal posisinya sebagai Komisaris Ancol dan membela Anies. "Apa problemnya saya di Ancol? Saya Geisz Chalifah lahir di Letjen Soeprapro, Poncol Senen. Besar di Jakarta, saya ngerti tentang Jakarta," kata Geisz.

        Dia justru heran dengan Pantas yang notabene Anggota DPRD DKI dianggapnya tak paham Jakarta. Kata dia, ketidakpahaman itu misalnya seperti Monas sebagai cagar budaya. "Apalagi mau bicara Jakarta yang lain-lain. Itu soal positioning. Yang pasti saya warga Jakarta melihat juga bagaimana pola kerja Pak Pantas sebagai anggota DPRD. Menurut saya tidak representatif. Itu kalau mau bicara tentang posisi," jelas Geisz.

        Lalu, ia menjawab progres Anies dalam penanganan banjir di Ibu Kota. Ia bilang selama Anies jadi Gubernur DKI, banjir tidak pernah terjadi di bundaran Hotel Indonesia (HI). Selain bundaran HI, Istana Negara disebutnya juga tak pernah banjir.

        "Selama Anies gubernur, Istana Negara tidak pernah kebanjiran. Di masa sebelumnya pernah kebanjiran tidak? Akui ada banjir nggak sebelum Anies di HI, di Istana?" lanjut Geisz. "Selama Anies tidak pernah banjir. Itu progres bukan? Itu fakta yang tidak bisa dibantahkan," ujarnya.

        Pun, dia heran dengan persoalan sumur resahan heboh karena unggahan Ferdinand Hutahaean di media sosial. Ia bingung orang semacam Ferdinand selalu diungkit meski sudah berkali-kali keliru tentang program Anies. "Karena nafsunya dia untuk melakukan hal negatif tentang Anies dan dia sudah berkali-kali salah. Cuma herannya diungkit lagi orang semacam ini," tutur Geisz.

        Dia menjelaskan, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria atau Ariza sudah menjelaskan terkait peran sumur resapan di trotoar. "Itu sudah diterangkan oleh Ariza bahwa tidak serta merta membangun di atas itu terus di bawahnya nggak ada salurannya. Ya, nggak kayak begitu," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: