Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Orang Terkaya: Patrick Soon-Shiong, Dokter Miliarder Penemu Obat Kanker, Pinternya Jempol!

        Kisah Orang Terkaya: Patrick Soon-Shiong, Dokter Miliarder Penemu Obat Kanker, Pinternya Jempol! Kredit Foto: REUTERS/Fred Prouser
        Warta Ekonomi -

        Salah satu orang terkaya dunia, Patrick Soon-Shiong, adalah seorang dokter medis yang terkenal akan kehebatan dan kepintarannya. Namun, ia juga seorang pengusaha, miliarder dan dermawan yang telah menandatangani Giving Pledge, janji miliarder untuk mendonasikan sebagian besar kekayaannya.

        Pria kelahiran 29 Juli 1952 ini terkenal menemukan obat kanker Abraxane. Ini menjadi blockbuster berkat kemanjurannya melawan kanker paru-paru, payudara dan pankreas.

        Baca Juga: Gokil! Demi Energi Hijau, Orang Terkaya Kedua di Asia Rela Rogoh Rp998 Triliun!

        Selain itu, ia juga pendiri NantWorks, jaringan startup perawatan kesehatan, biotek, dan kecerdasan buatan. Soon-Shiong telah menerbitkan lebih dari 100 makalah ilmiah dan memiliki lebih dari 230 paten yang diterbitkan di seluruh dunia atas kemajuan yang mencakup berbagai bidang dalam teknologi dan kedokteran.

        Soon-Shiong lahir di Port Elizabeth, Afrika Selatan, dari orang tua imigran China yang melarikan diri dari China selama pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Orang tuanya berasal dari Toisan di provinsi Guangdong. Nama keluarga leluhurnya adalah Wong (Huang). Orang tuanya membuka toko umum saat mereka ingin memulai hidup baru. Dia mengatakan dia belajar banyak dari orang tuanya tentang mengelola toko.

        Ayahnya yang seorang ahli herbal membuatnya terdorong untuk turut menyembuhkan orang. Menyaksikan ayahnya menyembuhkan orang-orang dari komunitas mereka sangat menarik bagi Soon-Shiong.

        Oleh karena itu, Soon-Shiong lulus SMA usia 16 tahun dan langsung diterima di sekolah medis, Universitas Witwatersrand dan menerima gelar sarjana kedokteran (MBBCh) pada usia 23 tahun. Ia menyelesaikan magang medisnya di Rumah Sakit Umum Johannesburg.

        Kemudian, dia belajar di University of British Columbia, di mana dia memperoleh gelar master pada tahun 1979 dengan penghargaan penelitian dari American College of Surgeons, Royal College of Physicians and Surgeons of Canada, dan American Association of Academic Surgery.

        Setelah itu, ia pindah ke Amerika Serikat dan memulai pelatihan bedah di University of California, Los Angeles (UCLA), dan menjadi ahli bedah bersertifikat pada tahun 1984. Soon-Shiong adalah Anggota dari Royal College of Surgeons (Kanada) dan Anggota Kolese Ahli Bedah Amerika.

        Soon-Shiong bergabung dengan UCLA Medical School pada tahun 1983 dan bertugas di fakultas tersebut hingga tahun 1991, sebagai ahli bedah transplantasi. Antara 1984 dan 1987, ia menjabat sebagai peneliti asosiasi di Pusat Penelitian dan Pendidikan Ulkus.

        Soon-Shiong melakukan transplantasi seluruh pankreas pertama yang dilakukan di UCLA, dan dia mengembangkannya serta pertama kali melakukan pengobatan diabetes tipe 1 eksperimental yang dikenal sebagai transplantasi pulau-manusia-terenkapsulasi, dan "transplantasi sel pulau-pulau babi-ke-manusia pertama di pasien diabetes.”

        Pada tahun 1991, Soon-Shiong meninggalkan UCLA untuk memulai sebuah perusahaan bioteknologi diabetes dan kanker bernama VivoRx Inc. Hal ini menyebabkan pendirian APP Pharmaceuticals pada tahun 1997, di mana ia memegang 80% dari saham yang beredar dan dijual ke Fresenius SE seharga USD4,6 miliar pada Juli 2008.

        Soon-Shiong kemudian mendirikan Abraxis BioScience, perusahaan pembuat obat Abraxane, yang dia temukan untuk mengobati kanker. Namun, perusahaan itu kemudian ia jual ke Celgene pada 2010 dalam kesepakatan tunai dan saham, senilai lebih dari USD3 miliar.

        Setelah periode di industri, Soon-Shiong kembali ke UCLA pada tahun 2009, menjabat sebagai profesor mikrobiologi, imunologi, genetika molekuler dan bioteknologi hingga saat ini. Soon-Shiong menjabat sebagai profesor tamu di Imperial College, London, pada tahun 2011.

        Soon-Shiong kemudian mendirikan NantWorks pada September 2011, yang misinya adalah untuk menyatukan teknologi semikonduktor daya ultra-rendah, superkomputer, kinerja tinggi, jaringan canggih yang aman, dan kecerdasan tambahan untuk mengubah cara kita bekerja, bermain, dan hidup.

        Pada Oktober 2012, Soon-Shiong mengumumkan bahwa sistem dan jaringan berbasis superkomputer NantHealth mampu menganalisis data genetik dari sampel tumor dalam 47 detik dan mentransfer data dalam 18 detik.

        Pada Juli 2015, Soon-Shiong memprakarsai IPO untuk NantKwest yang mewakili IPO biotek dengan nilai tertinggi dalam sejarah, dengan nilai pasar USD2,6 miliar. Pada bulan April 2016, Los Angeles Times melaporkan bahwa Soon-Shiong menerima paket pembayaran pada tahun 2015 dari NantKwest senilai hampir USD148 juta, menjadikannya salah satu CEO dengan bayaran tertinggi. Soon-Shiong juga merupakan anggota Dewan Abad ke-21 Institut Berggruen.

        Setelahnya, Soon-Shiong aktif dalam kegiatan filantropi, mendonorkan dana ke universitas-universitas untuk penelitian dan pengembangan. Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD7,6 miliar (Rp108 triliun).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: