Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Erick Thohir Lakukan 'Gerakan Pembersihan' di BUMN, Pengamat Soroti Krakatau Steel

        Erick Thohir Lakukan 'Gerakan Pembersihan' di BUMN, Pengamat Soroti Krakatau Steel Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi -

        Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengatakan langkah Menteri BUMN Erick Thohir melakukan bersih-bersih di perusahaan BUMN patut diapresiasi.

        Sebagai Menteri BUMN yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha, tentu Erick sangat mengerti langkah apa yang harus diambil dalam melakukan penataan perusahaan plat merah agar menguntungkan.

        Baca Juga: Hasil 'Sidak' Erick Thohir Minta Gratiskan Toilet SPBU, Adakah Indikasi Menuju Pilpres 2024?

        "Saya berharap Erick Thohir juga segera melakukan bersih-bersih terhadap perusahaan BUMN yang sebelumnya sempat dikatakan oleh Erick ada indikasi korupsi," kata Fernando kepada GenPI.co, Sabtu (27/11).

        Pengamat ini lantas menyoroti perusahaan Krakatau Steel.

        "Lakukan bersih-bersih di Krakatau Steel yang menumpuk utang sampai puluhan triliun karena ada indikasi korupsi," katanya.

        Fernando berharap Menteri BUMN Erick Thohir segera melakukan penataan dan bersih-bersih terhadap direksi Krakatau Steel.

        Selanjutnya bisa mengusut soal indikasi adanya korupsi di Krakatau Steel hingga tuntas.

        "Jangan sampai nanti terkesan adanya pembiaran di Krakatau Steel dan tidak ada tindaklanjut soal membongkar adanya korupsi di Krakatau Steel," katanya.

        Menurutnya, saat ini masyarakat menanti Erick segera melakukan pembenahan dan penataan terhadap manajemen Krakatau Steel agar perusahaan baja bisa segera menyelesaikan persoalan utang perusahaan.

        Baca Juga: Erick Thohir 'Kunjungan' ke Tempat Tak Biasa, Refly Harun: Terlalu Jauh Menteri Urusin Toilet SPBU

        Fernando menanri langkah Erick Thohir yang sebelumnya menyoroti pembangunan pabrik baja sistem tanur tinggi atau blast furnace. Proyek tersebut masih belum juga selesai meski sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp 12,16 triliun.

        Selain itu, beban dari proyek blast furnace berkontribusi cukup besar pada beban utang beserta bunga yang harus ditanggung PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

        "Polemik blast furnace perusahaan negara yang berpusat di Cilegon Banten itu sebenarnya sudah mengemuka sejak lama," katanya.(*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: