Polisi kembali dikritik Presiden Jokowi. Kali ini soal mural. Jokowi mengaku heran dengan adanya penangkapan pembuat mural yang mengkritik pemerintah beberapa hari lalu.
Menurut Jokowi, penangkapan bisa dilakukan jika orang tersebut sudah menggangu keamanan dan kenyamanan warga sekitar.
Baca Juga: Beberapa Kapolres Kena Tegur Jokowi Karena Ormas, Kalimatnya Menohok: Hati-Hati...
"Hati-hati dengan indeks kebebasan berpendapat. Ini persepsi dikit-dikit ditangkep, maka dari situ perlu pendekatan persuasif dan dialog. Contoh kecil-kecil saja, mural dihapus. Perintahnya kapolri ya enggak mungkin, perintah kapolda juga enggak mungkin, kapolres juga enggak, itu sebenernya urusan polsek. Saya cek ke lapangan, tapi nyatanya dihapus," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kasatwil di Bali, 3 Desmeber 2021.
Jokowi mencontohkan, dirinya kerap dihina dan difitnah, tetapi tidak digubris. Dia mengharapkan agar Polri ke depan bisa mengatasi masalah gangguan keamanan dengan profesional.
"Urusan mural aja ngapain sih. Saya mau dihina, dicaci, difitnah udah biasa. Ada mural aja takut. ini kebebasan berpendapat, tapi kalau menyebabkan kenyamanan di daerah bisa terganggu tidak soal," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Meski demikian, Jokowi juga mengapresiasi ide Kapolri yang menggelar lomba mural. Sementara itu, Jokowi mengingatkan jika Indonesia adalah negara demokrasi di mana kebebasan berpendapat sangat dihargai.
"Jangan kritik dipanggil, pengkritik dipanggil. Kalau (kritiknya) sudah mengganggu keamanan ya baru (dipanggil). Ketegasan Polri jangan hilang. Kebinasaan juga jangan hilang dari Polri. Itu yang sudah selama ingin saya sampaikan," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: