Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepuasan Publik terhadap Jokowi Membaik, Bahlil: Seperti Enggak Ada Covid-19

        Kepuasan Publik terhadap Jokowi Membaik, Bahlil: Seperti Enggak Ada Covid-19 Kredit Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah meningkat tajam pada November 2021. Fakta ini terpotret dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia.

        Berdasarkan hasil riset bertema "Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pascapandemi, dan Peta Elektoral Terkini" itu, kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik 13% dari 59% pada Oktober menjadi 72% pada November. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

        "Terlebih lagi ini kali pertama kenaikan approval rating terjadi di masa pandemi setelah dua tahun berturut-turut kepuasan terhadap Presiden mengalami penurunan setelah Pilpres 2019 akibat pandemi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, saat merilis hasil surveinya, Minggu (5/11).

        Burhanuddin menerangkan, kepuasan publik terhadap Presiden meroket karena persepsi atas ekonomi yang terus membaik. "Dan keberhasilan pemerintah menangani Covid-19."

        Sebelumnya, ungkapnya, penilaian publik terhadap pemerintah, terutama perekonomian nasional, cenderung buruk dalam dua tahun terakhir. Dicontohkannya dengan penelitian pada September 2021, di mana 44,3% masyarakat menilai ekonomi Indonesia buruk atau sangat buruk. 

        Kini, persepsi publik tentang perekonomian nasional berangsur membaik. Meski sempat turun lagi saat pandemi gelombang kedua pada Juli, tetapi kembali naik dan tak seburuk sebelumnya. 

        Sementara itu, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, berpandangan, skor 72 persen itu tergolong wajar. Alasannya, nilainya seperti kondisi tidak pandemi Covid-19.

        "Ini angka yang patut punya karena (hasilnya) sama (seperti) dengan enggak (ada) Covid-19," ujarnya pada kesempatan sama.

        Oleh karena itu, dirinya enggan memusingkan adanya responden yang memilih berbeda. "Ada yang enggak setuju biasalah. Di hampir semua dunia alami hal ini."

        Bahlil melanjutkan, melandainya kasus Covid-19 dan pulihnya perekonomian nasional tidak lepas dari manajerimal kepemimpinan yang dimainkan Presiden Jokowi dengan strategi "rem dan gas".

        "Kedua, bagaimana membuat PPKM skala 4, skala 3, 2, dan semacamnya. Ini bagian dari strategi dan alhamdulillah, sekarang mendorong bagaimana meminimalisasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 harian," tandasnya.

        Survei ini dilaksanakan pada 2-6 November 2021 dengan melibatkan 2.020 responden yang telah memiliki hak pilih serta menggunakan metode multistage random sampling. Rerata simpangan (margin of error) hasil penelitian ini sekitar 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: