Mendadak Bos Pentagon Bikin Pengakuan: China Miliki 1.000 Bom Nuklir, Maju di Angkasa, Kuat di LCS
Menteri Pertahanan atau Pentagon Lloyd Austin memperingatkan, pada acara Reagan National Defense Forum (RNDF) selama akhir pekan, bahwa China mungkin memiliki 1.000 bom nuklir di gudang senjatanya pada akhir dekade ini.
"Kami telah melihat dua dekade modernisasi yang sangat berbahaya oleh Tentara Pembebasan Rakyat," katanya dalam pidato utamanya pada Sabtu (4/12/2021), dilansir Sputnik News.
Baca Juga: Di Muka Iran, Rusia, China, Jerman, Prancis, dan Uni Eropa, Pejabat Amerika Tegas Soal 2 Hal Ini
"Dan militer China sedang dalam langkah untuk menjadi pesaing sejawat Amerika Serikat di Asia - dan, pada akhirnya, di seluruh dunia," ujarnya menambahkan.
Namun, ia meminimalkan prospek Perang Dingin baru dan menyoroti diplomasi dan pencegahan sebagai strategi AS untuk bersaing dengan kekuatan ekonomi China yang berkembang.
Sebagian besar pidato kepala Pentagon ditujukan untuk menganalisis ambisi China untuk menjungkirbalikkan supremasi AS dalam sistem global, yang ia gambarkan sebagai "semakin tegas dan otokratis."
Selain memperluas senjata nuklirnya, Austin juga mengklaim China membuat kemajuan luar biasa di ruang angkasa dan dunia maya.
“Sekarang, kami selalu menilai tidak hanya kemampuan tapi juga niat dan tindakan. Dan para pemimpin Partai Komunis China semakin vokal tentang ketidakpuasan mereka dengan tatanan yang berlaku --dan tentang tujuan mereka menggusur Amerika dari peran kepemimpinan globalnya," tegasnya.
Memperhatikan bahwa China telah meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan, yang telah mengkhawatirkan AS dan mitranya, Austin berjanji bahwa AS akan memperdalam hubungannya dengan sekutunya di kawasan itu, termasuk peningkatan latihan militer dengan Jepang dan Korea Selatan, di antara tindakan lainnya.
Dia juga menyebutkan sejumlah perjanjian pertahanan, termasuk pakta AUKUS baru antara Australia, AS, dan Inggris untuk berbagi teknologi kapal selam dalam upaya untuk meningkatkan pengaruh AS di Indo Pasifik, serta Indo Pacific Quad, sebuah perjanjian informal. aliansi antara AS, India, Jepang, dan Australia.
"Kami membangun pelajaran yang saya pelajari selama empat dekade dalam seragam: Dalam perang dan damai, kami selalu lebih kuat ketika kami bekerja sama dengan teman-teman kami," pungkas Austin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto