Garda Iran Tembakkan Rudal Jelajah dalam Latihan Militer Besar, Apa Maksudnya?
Pengawal Revolusi paramiliter Iran pada Selasa (21/12/2021) menembakkan rudal jelajah selama latihan militer besar di selatan negara itu.
Kantor berita Tasnim, yang diyakini dekat dengan Garda Revolusi Iran (IRGC), tidak merinci jenis dan jangkauan rudal tersebut. Tetapi dikatakan bahwa lima rudal jelajah dan sejumlah drone penyerang yang tidak ditentukan berhasil mencapai target mereka.
Baca Juga: Iran Tunggu Keseriusan Arab Saudi Lanjutkan Pembicaraan Rekonsiliasi
Kemudian, TV pemerintah seperti dilansir Associated Press, menunjukkan peluncuran rudal, penerbangan drone dan sebuah kapal yang meledak setelah pasukan katak menanam ranjau di atasnya.
Kepala pengawal angkatan laut, Jenderal Ali Reza Tangsiri mengatakan kepada TV pemerintah bahwa pasukannya mengelola permainan perang terkoordinasi di seluruh pantai Iran, dari dekat perbatasan Irak ke Selat Hormuz, pintu gerbang sempit untuk 20% minyak yang diperdagangkan di dunia.
Dia mengatakan latihan tersebut memiliki pesan “keamanan, perdamaian dan persahabatan” kepada negara-negara regional.
Garda di masa lalu mengatakan memiliki rudal jelajah dengan jangkauan 1.000 kilometer (620 mil). Ia juga memiliki rudal yang jangkauannya mencapai 2.000 kilometer (1.250 mil), lebih dari cukup untuk mencapai musuh bebuyutan Israel dan pangkalan militer AS di wilayah tersebut.
Latihan tahunan lima hari yang dimulai pada hari Senin datang beberapa hari setelah putusnya pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia. Iran telah mempercepat kemajuan nuklirnya ketika negosiasi untuk kembali ke kesepakatan berjuang untuk membuat kemajuan.
Dari waktu ke waktu, Iran mengadakan latihan militer, mengatakan bahwa latihan itu bertujuan untuk meningkatkan kesiapan pasukannya dan menguji senjata baru.
Bulan lalu, militer Iran memulai latihan perang tahunannya di daerah pesisir Teluk Oman.
Pada 2018, mantan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi berat terhadap Iran. Teheran sejak itu mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60%, langkah teknis singkat dari 90% yang dibutuhkan untuk membuat bom atom.
Iran bersikeras bahwa program nuklirnya adalah damai. Tetapi langkah-langkah negara itu menjauh dari kewajibannya berdasarkan perjanjian 2015 telah membuat khawatir Israel dan kekuatan dunia lainnya. Israel telah berulang kali mengancam tindakan sepihak terhadap program nuklir Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: