Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Israel Baik Hati, Warga Gaza ini Bisa Rayakan Natal di Bethlehem

        Israel Baik Hati, Warga Gaza ini Bisa Rayakan Natal di Bethlehem Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
        Warta Ekonomi, Yerusalem -

        Setiap Natal, Israel memberikan izin kepada sejumlah umat Kristen di Jalur Gaza agar mereka dapat melewati Persimpangan Erez untuk menghadiri acara keagamaan dan kemeriahan di Betlehem serta bertemu dengan kerabat.

        Widjan, salah seorang warga di kantong yang dikuasai Hamas itu tak menyia-nyiakan kesempatan. Bukan hanya karena iman Kristennya, tetapi juga karena ini adalah satu-satunya waktu dalam setahun ia diizinkan mengunjungi anak-anaknya yang sudah dewasa di Tepi Barat.

        Baca Juga: Bikin Israel Gentar, Penelitian Kuak Kekuatan Mengerikan Drone Hizbullah

        Wijdan, yang memilih untuk tidak memberikan nama lengkap karena takut kehilangan izinnya, berharap untuk melihat putra dan putrinya selama perjalanan kali  ini setelah absen di tahun lalu.

        Namun tetap saja dia merasa sedih karena baik suaminya maupun anaknya yang lain akan bisa pergi bersamanya.

        “Enam tahun lalu, Israel mencegah suami dan anak saya mendapatkan izin, dan hanya saya yang diizinkan bepergian ke Tepi Barat, yang berarti kami sebagai keluarga tidak bisa merayakan Natal bersama,” katanya kepada Arab News.

        Wijdan menambahkan bahwa itu  adalah kesempatan sekali setahun yang tidak bisa dia lewatkan. 

        “Saya harus melihat putri saya dan keluarganya serta putra saya yang lain yang tinggal di sana. Sulit bagi saya, tetapi itulah yang tersedia.”

        Setelah jeda dua tahun, Israel tahun ini memberikan izin perjalanan kepada 500 orang Kristen di Gaza. 

        Otoritas Urusan Sipil Palestina, yang berkomunikasi dengan Israel tentang masalah ini, mengatakan izin dapat diberikan kepada seluruh keluarga atau hanya anggota tertentu.

        “Setiap tahun saya berdoa dan berharap agar semua keluarga mendapatkan exit pass agar kita semua bisa berkumpul di satu meja saat Natal, tapi tahun ini lagi keinginan saya tidak terkabul,” kata Wijdan.

        Karena masalah ekonomi, pengepungan Israel dan konflik yang sedang berlangsung, jumlah orang Kristen di Gaza telah menurun.

        Menurut Gereja Biara Latin di Gaza, wilayah itu sekarang menjadi rumah bagi hanya 1.100 orang Kristen, turun dari lebih dari 1.300 orang pada tahun 2014.

        Menurut angka tahun 2018 dari Biro Pusat Statistik, hanya 1 persen penduduk wilayah Palestina yang beragama Kristen, dengan sebagian besar terkonsentrasi di Betlehem dan Ramallah di Tepi Barat.

        Perayaan Natal di Jalur Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, terbatas pada acara keagamaan di gereja dan beberapa kegiatan meriah di dalam aula tertutup.

        Sejak Hamas menguasai wilayah itu, kebiasaan menyalakan lampu pohon Natal di Kota Gaza telah dihentikan.

        Warga Gaza George Anton percaya bahwa merayakan Natal di depan umum adalah penting.

        “Pergi ke Betlehem, selain aspek agama, membuat Anda merasa bahagia dan gembira, dan perayaan di jalan membuat Anda merasa bebas untuk merayakan tanpa batasan,” katanya kepada Arab News.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: