Studi Amerika Ungkap Warga Dunia Bisa Menghindari Jutaan Perawatan dengan Cara...
Penelitian terbaru mengungkap bahwa vaksin Covid-19 telah menyelamatkan sekitar 240 ribu nyawa dan mencegah 1,1 juta rawat inap di Amerika Serikat. Hasil ini bahkan diestimasi terjadi hanya selama paruh pertama tahun 2021 saja.
Diwartakan UPI, studi yang diterbitkan oleh JAMA Network Open pada Selasa (11/10/2021), terjadi pada saat jumlah warga AS yang divaksin lengkap telah mencapai kurang dari setengah populasi. Data jumlah vaksinasi ini diperoleh dari angka yang disodorkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Baca Juga: Pecah Rekor Global! Amerika Catat 1 Juta Kasus Covid-19 dalam Sehari
"Program vaksinasi Covid-19 AS telah dikaitkan dengan pengurangan total rawat inap dan kematian dengan angka mencapai hampir setengahnya selama enam bulan pertama tahun 2021," tulis para peneliti dari Universitas Yale dan Universitas Maryland, AS.
Dengan melihat efektifitas vaksin ini, para peneliti pun menyarankan agar akses vaksin bisa segera disalurkan ke negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah. Menurut para peneliti, hal ini akan sangat membantu dunia untuk mengakhiri pandemi, terutama setelah varian dari virus terus bermunculan.
"Ketika varian-varian baru ... terus muncul, komitmen yang diperbarui untuk akses vaksin, akan sangat penting untuk mencegah kasus Covid-19 yang dapat dihindari dan mengakhiri pandemi. Ini terutama akses diberikan kepada kelompok-kelompok yang masih kurang terlayani dan di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah," kata para peneliti.
Analisis serupa juga pernah diterbitkan pada Agustus lalu, dengan hasil memperkirakan bahwa vaksin Covid-19 mampu menyelamatkan hingga sekitar 140 ribu nyawa di AS.
Dalam ketegori CDC, seseorang divaksin penuh jika mereka telah menerima dosis kedua dari produk Moderna; Pfizer-BioNTech atau vaksin Johnson & Johnson satu dosis.
Hingga Jumat (7/1/2022), lebih dari 61 persen populasi telah divaksinasi penuh, kata badan tersebut.
Untuk analisis ini, para peneliti mengembangkan model komputer penyebaran virus, rawat inap, dan kematian berdasarkan data dari awal pandemi.
Mereka lalu memperkirakan penyebaran dan dampak varian-varian virus yang lebih baru. Adapun penelitian didadarkan pada risiko penyakit serius di antara kelompok demografis yang berbeda. Sementara penyebaran strain yang diteliti termasuk Delta, yang hingga saat ini menjadi yang dominan di AS.
Setelahnya para peneliti mulai membandingkan datanya dengan dengan skenario di mana vaksin tidak tersedia. Fakta kemudian mengungkap bahwa hampir separuh populasi telah menerima suntikan hingga 30 Juni tahun lalu, dan ini mencegah sekitar 240 ribu kematian secara nasional.
Peneliti juga memperkirakan bahwa jika vaksin tidak tersedia, akan ada 1,133 juta orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Disebutkan pula bahwa vaksin kemungkinan telah mencegah gelombang kasus virus, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh varian Alpha, yang berasal dari Inggris pada September 2020.
"(Vaksinasi) juga dikaitkan dengan penurunan dampak varian Alpha yang lebih menular dan mematikan yang beredar selama periode yang sama," tulis para peneliti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: