Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Kaleng-Kaleng, Investasi Emas Masih Menjanjikan di Tahun 2022

        Bukan Kaleng-Kaleng, Investasi Emas Masih Menjanjikan di Tahun 2022 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Para investor tidak perlu khawatir dengan penurunan atau kenaikan harga emas saat ini. Karena, pada perdagangan berjangka, setiap investor memiliki peluang bearish yang sama baik saat harga sedang bullish maupun jelang Imlek, harga emas diprediksi bakal terbang tinggi hingga menyentuh level US$1.850/toz.

        Seperti diketahui, tahun 2021, harga emas ditutup di level US$1.829/toz. Sepanjang tahun lalu, harga emas sudah turun 3,6% karena optimisme terhadap pemulihan ekonomi global mendorong para investor mengalihkan portfolio investasi ke aset berisiko daripada aset safe haven seperti emas.

        Baca Juga: Emak-Emak Mantengin Harga Emas Be Like: Naik Terus, Pantang Turun!

        Harga emas tertinggi tahun 2021 menyentuh angka di level US$1.959/toz pada 6 Januari 2021 dan nilai terendahnya pada 8 Maret 2021 di angka US$1.676/toz. Di awal tahun 2022, harga emas terus melorot hingga ke level US$1.789/toz.

        "Hari raya Imlek yang jatuh pada 1 Februari 2022 membangkitkan ekspektasi terhadap kenaikan harga emas. Selain karena permintaan emas yang tinggi di Tiongkok, peningkatan kasus varian Covid Omicron ditambah dengan tren suku bunga rill di Amerika Serikat (AS) yang rendah hingga saat ini bakal mendorong harga emas terus meningkat meski di tengah berbagai tekanan," jelas Kepala Cabang PT Rifan Financindo Berjangka Bandung, Anthony Martanu, kepada wartawan di Bandung, Rabu (12/1/2022).

        Selain itu, kata Anthony, tingkat inflasi yang tinggi hingga lebih dari 6% di Amerika Serikat akan memangkas keperkasaan dolar dan mengancam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di tahun depan.

        "Alhasil, para investor akan mencari alternatif aset safe haven, salah satunya ialah emas, untuk mengamankan nilai portfolio mereka," ujarnya.

        Namun demikian, Anthony mengingatkan bahwa memasuki kuartal kedua tahun 2022, harga emas diperkirakan cenderung terkoreksi atau stagnan sejalan dengan pengetatan kebijakan moneter negeri Paman Sam untuk mengamankan nilai tukar mata uang dan suku bunga mereka.

        "Yang jelas lanjut, emas masih layak dikoleksi di tahun ini," katanya.

        Berkenaan dengan kinerja perusahaan, menapaki tahun 2021 lalu, RF Bandung berhasil membukukan volume transaksi sebanyak 119.280 lot, meningkat 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

        Sementara untuk nasabah baru, perusahaan pialang berjangka yang telah berdiri selama 7 tahun di Kota Priangan ini berhasil menarik 667 nasabah atau naik 13 persen dari tahun 2020.

        Anthony mengatakan, di tahun 2022, RFB Bandung mengejar pertumbuhan sebesar 70% untuk volume transaksi atau mencapai 203.000 lot. Sementara untuk nasabah baru, akan mencapai sebanyak 1.150 nasabah hingga akhir 2022.

        "Target ini sesuai dengan visi RFB Bandung untuk menjadi pialang berjangka terbesar di Jawa Barat di tahun 2025 mendatang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: