Industri aneka menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam upaya substitusi impor di industri pengolahan nonmigas. Industri aneka meliputi subsektor industri perhiasan, alat permainan dan mainan anak, serta industri alat olahraga.
“Dalam capaian program substitusi impor pada triwulan I-IV tahun 2021, realisasi impor industri aneka mengalami penurunan 17%,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Reni mengungkapkan angka tersebut cukup menggembirakan. Di antara tiga subsektor industri aneka, substitusi impor untuk komoditas industri alat olahraga mencapai 37% atau senilai Rp75,8 miliar.
“Artinya, memenuhi target dari 22% sebesar Rp94,3 miliar dari nilai impor acuan tahun 2019 sebesar Rp 120,8 miliar,” tambahnya.
Sementara itu, program substitusi impor di industri perhiasan mencapai 4% dan di industri alat permainan dan mainan berkisar 18%.
Adapun capaian program substitusi impor industri alat olahraga berasal dari produksi bola dan shuttlecocks. Kemenperin mencatat, ekspor industri kedua alat olahraga tersebut sepanjang 2021 meningkat menjadi US4$ 7,80 juta dibanding tahun 2020 yang mencapai US$ 5,48 juta.
Saat ini, industri skala menengah di subsektor alat olahraga terdiri dari 66 unit perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.626 orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: