Bank Indonesia Apresiasi Aparat Mengungkap Jaringan Pembuat dan Pengedar Uang Palsu
Bank Indonesia (BI) mengapresiasi upaya aparat penegak hukum dalam mengungkap adanya pembuat dan pengedar uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intensif bersama Polda Sulawesi Selatan dalam pengungkapan kejahatan pemalsuan uang Rupiah tersebut.
“Bank Indonesia juga siap mendukung Polri dalam proses penyidikan kasus tersebut dengan melakukan klarifikasi atas barang bukti uang palsu dan siap memberikan bantuan ahli Rupiah dalam hal diperlukan,” kata Marlison kepada Warta Ekonomi, Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Marlison mengatakan, koordinasi sejalan dengan peran Polri dan Bank Indonesia sebagai bagian unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (BOTASUPAL). Unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.
Marlison menyampaikan, rasio uang palsu terhadap Uang Yang Diedarkan (UYD) menunjukan tren penurunan beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2024 rasio uang palsu terhadap UYD sebesar 4 ppm/peace per milion (4 lembar dalam setiap 1 juta uang yg beredar), atau lebih rendah dari tahun 2022 dan 2023 pada 5 ppm serta 9 dan 7 ppm di tahun 2020 & 2021
Kualitas uang yang dipalsukan sangat rendah jika dibandingkan dengan Rupiah asli seperti menggunakan kertas HVS dan cetak offset biasa, sehingga masih dengan mudah dikenali masyarakat dengan cara 3D.
Baca Juga: Percepat Inklusi Keuangan, Bank Indonesia Uji Coba QRIS Tap NFC di Bus Damri
Dikutip dari Currency News edisi November 2024, uang kertas Rp50.000 tahun emisi 2022 meraih peringkat ke-2 "World's Most Secure Currencies" versi BestBrokers, sebuah lembaga independen yang fokus pada analisis dan pemeringkatan financial trading platform.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa uang Rupiah kertas Rp50.000 TE. 2022 sebagai pecahan teraman ke-2 di dunia dengan 17 fitur keamanan canggih. Sehingga Rupiah semakin sulit dipalsukan dan makin mudah dikenali.
Lebih lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir dalam bertransaksi secara tunai. Ia juga mengajak masyarakat untuk mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang).
"Apabila masyarakat mendapatkan/menemukan uang yang dicurigai/diduga palsu sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan atau Bank Indonesia," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement