Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Permintaan Anies Stop PTM Jakarta Ditolak, Relawan Senggol Luhut: Harus Siap Bertanggung Jawab!

        Permintaan Anies Stop PTM Jakarta Ditolak, Relawan Senggol Luhut: Harus Siap Bertanggung Jawab! Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Relawan Bala Anies turut menanggapi pernyataan Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan yang menolak permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas selama satu bulan.

        Sismono La Ode, Ketua Relawan Bala Anies, menyatakan Luhut harus siap bertanggung jawab atas keputusannya apabila terjadi risiko-risiko akibat Covid-19 nantinya.

        Baca Juga: Nama Politisi Gerindra Pembeking Anies Disebut di Sidang Korupsi Pengadaan Lahan Rumah DP 0 Rupiah

        "Kalau Pak Luhut tolak [stop PTM terbatas], saya rasa sudah menimbang juga risiko-risiko yang dihadapi nanti. Kita berdoa semoga tidak ada risiko-risiko, tetapi jika kondisi memburuk seperti dulu, saya rasa Pak Luhut juga harus bertanggung jawab," kata La Ode saat dihubungi Warta Ekonomi, Jumat (4/2/2022).

        Dia menambahkan, usulan Anies Baswedan untuk menghentikan PTM terbatas seharusnya telah mempertimbangkan data serta pendapat para pakar terhadap kondisi Covid-19 di DKI Jakarta. Terlebih, situasi ini menyangkut banyak nyawa, terutama nyawa anak-anak Jakarta.

        "Kondisi Covid-19 di Jakarta sudah begitu tinggi, ribuan dalam satu hari. Ini betul-betul kita harus bijak. Semua pihak yang terlibat, baik pemerintah provinsi maupun pusat, perlu duduk bersama untuk mencari solusi yang terbaik buat warga kita," tandasnya.

        Dia meminta agar pemerintah pusat lebih bijak dalam menyikapi kebijakan yang diusulkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pasalnya, teerdapat persepsi di lapangan yang menyatakan 'keputusan Anies harus ditolak', katanya.

        "Kami paham persepsi ini perlu penjelasan lebih utuh sehingga masyarakat tidak memiliki kesan seperti tersebut," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: