Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gencarkan Ekonomi Hijau, Proyek Kerja Sama Indonesia-Jerman Kumpulkan Para Pihak Terkait

        Gencarkan Ekonomi Hijau, Proyek Kerja Sama Indonesia-Jerman Kumpulkan Para Pihak Terkait Kredit Foto: Instagram/Greenpeace
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Indonesia melalui Bappenas yang didukung oleh proyek kerja sama Indonesia-Jerman, Innovation and Investment for inclusive Sustainable Economic Development (ISED) menyelenggarakan Indonesia’s Green Jobs Conference. 

        Konferensi dengan topik green jobs (pekerjaan ramah lingkungan) ini diselenggarakan sebagai upaya mempromosikan pentingnya pekerjaan ramah lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

        Mengusung tema The Future Starts Now!, konferensi ini akan mengikutsertakan pemangku kepentingan terkait, yang terdiri dari institusi pemerintah, pihak swasta, mitra pembangunan internasional, serta akademisi guna membahas definisi, cakupan, pemetaan okupasi, hingga kebijakan yang diperlukan untuk mendukung implementasi pekerjaan ramah lingkungan di Indonesia.

        Baca Juga: Kembangkan Ekonomi Hijau di Perusahaannya, Boy Thohir Kembali Raih Bussiness Man of The Year

        Ekonomi hijau merupakan bagian dari desain ulang transformasi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam memulai transisi menuju ekonomi hijau, pekerjaan ramah lingkungan memainkan peranan penting. 

        Menurut International Labour Organizaton (ILO), penerapan kebijakan yang tepat untuk mempromosikan pekerjaan ramah lingkungan, dapat menciptakan 24 juta pekerjaan pada tahun 2030. Hal ini kemudian berdampak pada adanya kebutuhan profil keterampilan dan kualifikasi serta kerangka pelatihan baru.

        “Kami telah merencanakan langkah-langkah dan program-program untuk mencapai ekonomi hijau dimana seluruh dinamika di dalamnya dapat diproses sehingga kesiapan bangsa, terutama pada sumber daya manusia dan penciptaaan lapangan kerja baru dapat terlaksana,” tutur Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. 

        Baca Juga: OJK Serius Dukung Ekonomi Hijau Lewat Sektor Keuangan, ini Buktinya

        Ia juga menegaskan Bappenas berkomitmen untuk memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan ramah lingkungan ini. “Kami menyadari bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki pemahaman menyeluruh tentang pekerjaan ramah lingkungan yang dapat diterapkan secara nasional,” jelasnya.

        Sebagai salah satu mitra global Indonesia, Jerman secara proaktif telah mengembangkan kebijakan lingkungan yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.

        Upaya Jerman menuju ekonomi hijau berfokus secara dalam negeri dan juga skema internasional, melalui kerjasama pembangunan yang dilaksanakan oleh proyek-proyek seperti ISED yang diimplementasikan oleh Bappenas bersama GIZ.

        Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN & Timor-Leste, Ina Lepel, berkata dalam konteks ‘menghijaukan’ sumber daya manusia, Jerman telah banyak mengembangkan pekerjaan ramah lingkungan dan “menghijaukan” pekerjaan yang ada saat ini dengan melakukan pembaruan keterampilan hingga kurikulum.

        “Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang diperlukan untuk menjawab tantangan domestik maupun global. “Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, Jerman siap mendukung komitmen Indonesia dalam meningkatkan dan ‘menghijaukan’ sumber daya manusianya,” pungkasnya.

        Baca Juga: Mahalnya Biaya Transisi Ekonomi Hijau, Indonesia Butuh Rp6.700 Triliun

        Dengan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025, kebutuhan akan tenaga kerja di bidang pekerjaan ramah lingkungan akan meningkat. Bangkitnya sektor transisi energi di Indonesia dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial negara. 

        Proyek ISED diimplementasikan dengan melihat mata rantai yang hilang antara sisi pekerja dan penyedia lapangan kerja. Di mana tantangan dihadapi oleh universitas dan lembaga TVET dalam memasok para ahli dan teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan pekerjaan ramah lingkungan dan beroperasi menuju ekonomi hijau serta kerangka regulasi yang akan menjadi pedoman bagi pekerjaan ramah lingkungan di Indonesia.

        Konferensi ini diharapkan dapat memberikan jalan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait di Indonesia dan di ranah internasional dalam berbagi pengalaman, pembelajaran, serta mempromosikan pekerjaan ramah lingkungan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: