Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Robotic Process Automation Kurangi Risiko Penipuan dalam Transaksi Perusahaan

        Robotic Process Automation Kurangi Risiko Penipuan dalam Transaksi Perusahaan Kredit Foto: Unsplash/Burst
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi memengaruhi pergerakan bisnis secara signifikan, termasuk di sektor keuangan. Para pebisnis harus kembali mengidentifikasi peluang untuk peningkatan dalam performa dan proses bisnisnya. Dalam upaya tersebut, Robotic Process Automation (RPA) menjadi salah satu bentuk digital transformation yang dirasa dapat mendukung efisiensi. Dengan kemampuan self-learning dan otomatisasi kognitif, RPA dapat membantu pelaku usaha dalam menurunkan paparan risiko dan durasi yang diperlukan dalam prosedur operasional.

        Terkait itu, RSM menghadirkan webinar bertajuk Robotic Process Automation in Financial Service dengan narasumber Technology Consulting Partner RSM Indonesia Resdy Benyamin dan CEO & Founder Deltadata Mandiri Steven Law. Tujuannya untuk memberikan pandangan bagaimana RPA dapat membantu meningkatkan proses, kapasitas dan produktivitas, dan memfasilitasi layanan yang lebih baik dan cepat sehingga klien mendapatkan pengalaman yang lebih baik.

        Baca Juga: Kemenkominfo Beberkan Peran Pemerintah dalam Konektivitas Digital dan Pemulihan Pascapandemi

        Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia, Angela Simatupang, dalam pembukaan webinar menjelaskan bahwa teknologi bisa membuat organisasi menjadi lebih efisien, bisa digunakan untuk mengidentifikasi berbagai opportunity baik untuk cost saving, potential revenue. Bahkan, berdasarkan survei, mulai banyak organisasi yang menggunakan data analytics, artificial intelligence, RPA, untuk mengurangi potensi fraud.

        "RPA bisa support efisiensi dalam bentuk cost saving dan time saving, governance, juga compliance. Implementasinya perlu perencanaan yang baik. Umumnya akan kurang berhasil bila hanya langsung ke technology dan mem-bypass strategic planning serta governance framework," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/2/2022).

        Lebih dalam, RPA adalah sebuah kode komputer yang diprogram untuk menggantikan manusia melakukan tugas berbasis aturan secara berulang di berbagai aplikasi yang memiliki fungsi berbeda. Namun, RPA bukanlah bot, artificial intelligence, maupun pengenal suara. RPA memahami apa yang ada di layar perangkat, memproses opsi dan navigasi yang tepat, mengidentifikasi dan menarik data, serta memproses secara otomatis (seperti mengakses galeri atau lokasi dalam perangkat).

        Saat ini RPA telah digunakan di berbagai sektor finansial di mana proses pinjaman uang dari semula 45 menit menjadi 1 menit saja. Demikian pula berhasil mengoptimalkan 50 sistem kerja yang rumit. Ada juga yang memanfaatkan RPA untuk mengurangi waktu memproses sebesar 60%, dan mampu mengurangi beban kerja.

        "Di sektor finansial kegunaan RPA antara lain mengelola customize customer data, trading, ketentuan pelaporan, proses invoice, manajemen otoritas dan IT, penutupan produk digital saat stok habis, audit sekuritas, dan pendaftaran data," jelas Technology Consulting Partner RSM Indonesia, Resdy Benyamin.

        Lebih lanjut, CEO & Founder Deltadata Mandiri Steven Law menambahkan bahwa proses RPA itu lebih dari sekadar membuat bot, tetapi memastikan bahwa semua data terintegrasi dengan baik, berkualitas, dan memiliki governance yang baik. Untuk menjamin bahwa RPA bisa berjalan dan efektif, akan dibuat scoring, identifikasi proses mana saja yang bisa dibuat automation.

        Akan tetapi, kembali lagi, tanpa analisis, perencanaan, dan assessment yang baik, RPA hanya akan bersifat short term.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: