Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penurunan Angka Stunting di Kalimantan Timur Perlu Aksi Bersama

        Penurunan Angka Stunting di Kalimantan Timur Perlu Aksi Bersama Kredit Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah saat ini sedang gencar dalam penanggulangan penyakit stunting pada anak. Berbagai upaya penanggulangan gencar dilakukan, sehingga dapat menekan angka kasus stunting.

        Untuk menekan kasus stunting di Kalimantan Timur, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kaltim Hadi Mulyadi menekankan perlunya menggalang komitmen lintas sektor dan seluruh lapisan masyarakat, menggerakkan tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, aktivis, dunia usaha, dan organisasi masyarakat untuk mendukung pencegahan stunting. 

        "Dan yang tidak kalah penting adalah menggalakan seluruh masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita. Dengan dukungan dan komitmen semua pihak kita optimis tahun 2022 ini, kasus stunting di Kaltim bisa ditekan," kata Hadi Mulyadi belum lama ini.

        Dikatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis. Terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan anak. Stunting juga menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. 

        "Permasalahan yang menjadi kekhawatiran utama bukan terletak pada ukuran tinggi badan, akan tetapi yang mendapat perhatian utama adalah efek yang ditimbulkan dari kasus stunting karena gizi buruk yang terjadi pada balita ini dalam jangka panjang sulit untuk diperbaiki seperti terjadi gangguan kognitif yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit, serta berisiko mengalami penyakit tidak menular (PTM) saat dewasa," ujarnya.

        Agar program penanggulangan dalam menurunkan angka stunting terealisasi, lanjut Hadi perlu adanya keterlibatan semua pihak, karena untuk stunting peran sektor kesehatan hanya 30%. Sedangkan 70% harus melibatkan sektor lainnya, seperti sektor pangan, pertanian, permukiman, agama, pendidikan serta sektor lainnya.

        "Sinergi antarpemangku kepentingan dalam penanggulangan stunting di Kaltim diharapkan terjalin secara baik sehingga, hasilnya akan lebih optimal. Dalam kaitan sinergi ini, pentingnya menyelaraskan program yang tidak tumpang tindih di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: