Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Salut! Hunian Layak dan Terjangkau dari BTN Tetap Laris Manis di Masa Pandemi

        Salut! Hunian Layak dan Terjangkau dari BTN Tetap Laris Manis di Masa Pandemi Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia dua tahun lalu benar-benar membuat banyak sektor industri dan kehidupan masyarakat terdampak. Gegara virus asal Wuhan, China ini, banyak negara melakukan pembatasan sosial yang pada akhirnya berdampak pada kegiatan ekonomi dan daya beli masyarakat.

        Namun kabar baiknya, tak seluruh sektor industri terdampak pandemi Covid-19. Sektor properti adalah salah satu sektor yang cukup perkasa menghadapi tantangan dan tekanan berat akibat wabah tersebut.

        Sebagai gambaran, Real Estate Indonesia pada 2021 berhasil merealisasikan penjualan rumah komersial sebanyak 73.518 unit di berbagai daerah di Indonesia. Angka tersebut meroket 223 persen dari periode sama pada tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 22.721 unit. 

        Kemudian, data Survei Harga Properti Residential (SHPR) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pada triwulan IV-2021 penjualan properti pada tipe rumah menengah tumbuh signfikan sebesar 11,26% (yoy).

        Sementara penyaluran kredit KPR dan KPA tercatat tumbuh sebesar 9,76% (yoy) di triwulan IV-2021. Kedua data ini menunjukkan, permintaan masyarakat akan hunian impian masih tetap tinggi walaupun ada pandemi Covid-19. Baca Juga: IKN Pindah, Properti Jabodetabek Diprediksi Tetp Prospektif

        Salah satu warga Perumahan Puri Harmoni Pasirmukti, Citeureup, Bogor, Ruhimat Taryana, mengatakan bahwa tingginya permintaan properti karena memiliki rumah pribadi yang nyaman merupakan kebutuhan dasar setiap orang.

        Adapun untuk mewujudkan rumah impiannya, Dia memilih fasilitas KPR Subsidi dari PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN. Alasannya, kata Ruhimat, karena cicilan KPR Subsidi BTN sangat terjangkau yakni hanya sekitar Rp1 jutaan per bulannya.

        "(Membeli rumah di Puri Harmoni Pasirmukti) untuk miliki hunian pribadi yang nyaman, biayanya bisa diangsur per bulan, dan lokasinya dekat dengan tempat bekerja," ujarnya saat ditemui Warta Ekonomi di Bogor, Kamis (17/2/2022).

        Lebih lanjut, dia mengaku pandemi Covid-19 memang sempat mengganggu keuangannya, namun memiliki rumah impian yang nyaman dan terjangkau mengalahkan segalanya. Apalagi, kata Ruhimat, rumah yang dibeli dekat dengan tempatnya bekerja, tentu ini akan jadi rebutan masyarakat.

        "Kalau tidak dibeli saat pandemi berlangsung nanti kesempatan buat membeli rumah KPR subsidi yang dekat dengan lokasi kerja akan hilang," pungkasnya.

        Dia juga merasa bersyukur karena memilih BTN untuk membeli rumah KPR subsidi. Pasalnya di masa pandemi saat ini, ada bantuan subsidi bunga yang disalurkan BTN sehingga meringankan biaya cicilan rumah per bulannya. "Ini sangat membantu dan sesuai yang saya harapkan," ucap pria yang dipercaya menjadi koordinator blok Perumahan Puri Harmoni Pasirmukti tersebut.

        Dalam kesempatan berbeda, Konsultan Properti PT Jaya Persada Indonesia Agus Susanto mengaku pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi penjualan properti. Menurut Agus, selama pandemi Covid-19 permintaan rumah tetap tinggi sehingga memudahkan penjualan rumah subsidi maupun komersial.

        "Kalau secara penjualan sih tidak berpengaruh ya khususnya di segmen rumah subsidi. Daya beli masyarakat juga masih tinggi permintaan pasar juga masih tinggi selama pandemi ini," kata Agus. Baca Juga: Dinilai Paling Siap, BP Tapera Ajak BTN Segera Salurkan KPR Subsidi

        Agus yang membantu penjualan unit-unit di Puri Harmoni Pasirmukti, Citeureup, Bogor, menyebutkan bahwa setiap pembukaan unit KPR subsidi BTN di lokasi tersebut selalu laris manis jadi rebutan masyarakat. "KPR Subsidi di blok E pas dibuka langsung sold out beberapa hari kemudian. di Blok D juga sudah sold out," imbuhnya.

        Lebih lanjut, dia membeberkan ada dua hal yang membuat permintaan properti tetap tinggi di masa pandemi Covid-19. Pertama, adalah karena hunian merupakan kebutuhan pokok seseorang.

        "Terus yang kedua, memang untuk area Citeureup, Bogor ini banyak segmen industri yang tidak mengurangi karyawannya sehingga ada kepercayaan dari pihak perbankan (untuk menyalurkan KPR)," tambahnya.

        Ke depan, Dia yakin permintaan properti masih tetap tinggi walaupun ada gelombang ketiga Covid-19 varian Omicron. Adapun pada tahun lalu, dirinya berhasil menjual rumah subsidi sebanyak 25 unit dan rumah komersial 15 unit.

        "Permintaan rumah masih sangat tinggi untuk kalangan tertentu terutama yang kerjanya di pinggiran Jakarta. Permintaan msh tinggi saya rasa di tahun ini," ucapnya.

        BTN Siap Geber Penyaluran KPR Subsidi untuk Rakyat

        Tetap tingginya permintaan hunian juga terlihat dari penyaluran KPR dari BTN. Pada tahun 2021, bank spesialis KPR ini berhasil menyalurkan kredit Rp274,83 triliun, tumbuh 5,66% (yoy).

        Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan, pertumbuhan kredit Bank BTN mengkonfirmasi bahwa sektor perumahan terbukti cukup tangguh dalam melewati masa krisis ekonomi akibat pandemi.

        Pembiayaan pemilikan rumah tetap mengalir sekalipun daya beli konsumen relatif turun. Ini terbukti dari penyaluran kredit perseroan tahun 2021 yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 dan berada di atas rata-rata kredit industri perbankan pada kisaran 5,24%.

        “Berbagai insentif yang diberikan Pemerintah berhasil menjaga daya beli konsumen sehingga permintaan kredit rumah tetap meningkat. Kami optimistis, pada saat ekonomi semakin pulih, dan pandemi berlalu sepenuhnya, permintaan KPR  dapat meningkat lebih tinggi lagi,” kata Haru dalam paparan kinerja BTN tahun 2021, di Jakarta, Rabu (8/2/2022).

        Haru mengungkapkan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 8,25% yoy menjadi Rp130,68 triliun pada tahun 2021 dibandingkan  tahun 2020 sebesar Rp120,72 triliun. Baca Juga: Kembangkan Ekosistem Perumahan Digital, BTN Gandeng Arsitag

        Adapun KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 4,14% yoy menjadi Rp83,25 triliun pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp79,93 triliun. 

        "Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90%. Sementara KPR secara nasional Bank BTN menguasai pangsa pasar sekitar 40%," tukasnya.

        Melihat masih tingginya permintaan properti di masa pandemi Covid-19, BTN pun bertekad untuk menggeber penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) melalui program KPR FLPP Sejahtera di tahun 2022 ini.

        Direktur Consumer and Commercial Banking Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, target penyaluran KPR FLPP hingga akhir tahun ini diharapkan bisa mencapai 200.000 unit atau senilai Rp23 triliun. Selain KPR FLPP, Bank BTN juga mendukung untuk menyalurkan program Tapera yang tersedia sebanyak 109.000 unit, juga menyalurkan KPR BP2BT kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

        Menurut Hirwandi, untuk mencapai target tersebut, Bank BTN akan berkolaborasi dengan developer menciptakan strategi pemasaran dengan mempertemukan sisi supply dan demand. Selain itu, Bank BTN juga secara konsisten melakukan pernyempurnaan proses bisnis penyaluran KPR sehingga menjadi lebih mudah, cepat dan tepat sasaran.

        “Ekosistem perumahan yang telah diciptakan Bank BTN akan mempermudah perseroan dalam berkolaborasi mengurangi angka backlog perumahan yang masih tinggi," katanya.

        Selain menciptakan ekosistem, pihaknya juga akan terus menggenjot akad kredit KPR massal. Hal ini sudah terbukti mumpuni di mana dalam sepekan di bulan Januari lalu, Bank BTN berhasil membukukan akad kredit KPR FLPP sekitar 6.000 unit lewat akad kredit yang dilakukan secara massal di seluruh Kantor Cabang Bank BTN di seluruh Indonesia.

        “Tahun 2022 banyak peluang dan tantangan dalam menyalurkan KPR, namun kami sangat optimistis  industri properti pulih dan demand masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah atas rumah masih tinggi, dan KPR Sejahtera FLPP selalu  menjadi pilihan mereka,” ungkap Hirwandi.

        Akad massal yang digelar secara serentak di berbagai kantor cabang tersebut merupakan salah satu upaya Bank BTN untuk mempercepat penyaluran KPR Sejahtera FLPP. Baca Juga: Gak Ada Obatnya! Baru Awal Tahun, Penyaluran KPR FLPP BTN Sudah Tembus 13.192 Unit

        “Kami optimistis pada tahun 2022 ini, Bank BTN dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pangsa pasar Bank BTN di segmen KPR Sejahtera  FLPP karena tahun sebelumnya  pencapaian kami sesuai target, ” kata Hirwandi.

        Hirwandi memaparkan, pada tahun 2021 lalu, Bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan penyaluran KPR Sejahtera FLPP senilai lebih dari Rp. 17 triliun untuk lebih dari 117 ribu unit rumah.

        "InsyaAllah  tahun ini kami dapat mencapai target penyaluran KPR Sejahtera FLPP lebih baik dari sebelumnya dengan dukungan stakeholder Bank BTN, para pengembang dan masyarakat Indonesia,” tutur Hirwandi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: