Gus Miftah: 'Aku Tahu jenggotmu panjang, Bagiku lebih nyaman dengan blangkon'
Gus Miftah dalam sebuah cuplikan video di sela-sela pertunjukan wayang, ia menyampaikan sajak yang berisi sindiran terhadap pihak yang disebut mengharamkan wayang.
"Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua. Wajar tak tahu budaya dan tata krama," tulis Gus Miftah di akun Instagramnya @gusmiftah.
Penggalan sajak lainnya, Gus Miftah mempertanyakan apakah perlu kuda lumping diganti dengan unta lumping dan haruskah gamelan diganti dengan rebana? "Pohon kelapa dengan pohon kurma? Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa?" tulis Gus Miftah.
Untuk lebih jelas, berikut sajak lengkap dari Gus Miftah yang diaplod di akun Instagramnya @gusmiftah.
Sigro milir..sang gethek si nogo bajul..
Wah...
Begitu pandai iblis itu,menyematkan imamah dan jubah
Dengan warna putih , seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya
Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping?
Haruskah gamelan diganti dengan rebana?
Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma?
Dan haruskah nama nabi Sulaiman diganti karena mirip kata kata Jawa?
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita, sebagai nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja
Haruskah wayang diganti film film tentang cerita agama produk asing, yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama.
Kamu siapa?
Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua,
Wajar tak tahu budaya dan tatakrama,
Bagiku lebih nyaman dengan blangkon atau iket dari taplak meja, sebagai penutup kepala, wujud kerendahan dan ketwadlu'anku belaka.
Karena jubah, imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau raja
Sedang aku hanyalah hamba jelata,tak pantas dengan pakaian bendara dan raja
Karena pintu syurga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang tawadlu' hatinya
Sigro milir sang gethek si nogo bajul....
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: