Konglomerat Mukesh Ambani Yakin 20 Tahun Lagi India Bakal Jadi Negara Adidaya Energi Hijau

Konglomerat dan taipan India, Mukesh Ambani, pria yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia ini mengklaim dalam 20 tahun kedepan, India bisa menjadi negara adidaya energi hijau global dengan ekspor energi bersih meningkat menjadi USD500 miliar (Rp7.182 triliun).

Perusahaan India, termasuk Reliance yang dipimpin Ambani telah mengumumkan rencana bernilai miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan India termasuk membangun penyimpanan baterai, sel bahan bakar dan memproduksi hidrogen hijau dengan harga kurang dari USD1 per kilogram.

Baca Juga: Tak Henti Investasi, Orang Terkaya Asia Mukesh Ambani Beli Startup Robotika Hebat Ini!

“Jika dalam 20 tahun terakhir, kita dikenal dengan kemunculan India sebagai negara adidaya TI, 20 tahun ke depan, saya yakin, bersama dengan teknologi, akan menandai kemunculan kita sebagai negara adidaya di bidang energi dan ilmu hayati,” kata Ambani kepada Dialog Ekonomi Asia, mengutip Reuters di Jakarta, Jumat (25/2/22).

India adalah importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia dan sektor listriknya sangat bergantung pada batu bara.

Ambani mengatakan India harus memiliki strategi untuk mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil dalam dua hingga tiga dekade ke depan.

"Selama dua hingga tiga dekade ke depan, ketergantungan India pada batu bara dan minyak impor akan terus berlanjut. Namun, kita harus memiliki rencana untuk menghilangkannya dalam dua hingga tiga dekade mendatang," ujarnya.

Miliarder itu mengatakan India harus mengikuti strategi rendah karbon dan tanpa karbon dalam waktu dekat dan menengah.

Perdana Menteri Narendra Modi telah menargetkan untuk menjadikan India sebagai penghasil emisi karbon nol bersih pada tahun 2070. Negara ini berencana memasang 450 gigawatt (GW) energi terbarukan pada tahun 2030, dari sekitar 105 GW saat ini.

Belum lama ini, India mengumumkan rencana untuk memproduksi 5 juta ton hidrogen hijau per tahun pada tahun 2030.

"Kami harus memastikan (kami) membawa biaya hidrogen hijau pada satu dolar per kilo dan memastikan bahwa kami mengangkut dan mencairkannya juga kurang dari satu dolar per kilo," kata Ambani.

"Saya kira kita akan bisa melakukan semua ini plus minus 20%," katanya.