Tekan Emisi Karbon, Perusahaan Taiwan Lakukan Carbon Trade Dengan Tunas Artha Pratama di Kalteng
DC Carbon Co.Ltd (Taiwan) melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) terkait Carbon Trade dengan Tunas Artha Pratama (TAP), sebuah perusahaan pemegang hak karbon yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Penandatangan kerja sama tersebut dilakukan oleh Chairman Tunas Artha Pratama Group (TAP) Tugiyo Wiratmojo yang juga Ketua Kadin Kalimantan Tengah bersama Chairman DC Carbon Co.Ltd (Taiwan) Ting Chen Kao, di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Selasa (1/3/202).
Kerja sama ini erat kaitanya dengan isu lingkungan dan upaya pengurangan emisi karbon di Taiwan. Menurut Ting Chen Kao, Pemerintah Taiwan sedang berusaha keras mengurangi emisi karbon, mengingat emisi karbon sangat tinggi dan dalam 17 tahun terakhir belum menunjukan penurunan. Untuk melengkapi upaya penurunan emisi karbon yang tengah dilakukan maka dilakukan juha carbon trade dan yang paling tepat mudah dilakukan dengan Indonesia.
Hal senada jelaskan oleh Po Tao Wei, Petinggi DC Carbon Co.Ltd yang juga hadir saat penandatangan tersebut. “Saat ini Taiwan dalam keadaan tegang, mengingat sebagai negara industri sejak tahun 2005 hingga saat ini belum ada pengurangan emisi karbon di Taiwan yakni tetap diangka 300 juta ton sementara pemerintah Taiwan menargetkan dalam 3 tahun ada penurunan emisi karbon sebanyak 10 %, kemudian dalam 7 tahun ada penambahan penurunan hingga 20 %, dan dalam 20 tahun kemudian emisi karbon manjadi 0 emisi. Oleh karenanya mereka membutuhkan kerja sama yang cepat dengan Indonesia. Upaya yang telah dilakukan Taiwan guna mengurangi emisi mulai dari penggunaan teknologi hingga merubah prilaku masyarakat dinilai tidak akan dapat mengejar tenggat waktu yang cukup mepet ini. Oleh karenanya ditempuh cara tambahan yakni dengan membeli karbon atau Carbon Trade guna melengkapi kekurangan yang telah dilakukan dan mencapai target pengurangan emisi. Karena apabila tidak tercapai maka industri Taiwan akan mendapat tekanan yang besar dari dunia internasioanal.”
Pada kesempatan itu Tugiyo menambahkan kerja sama ini karena Indonesia merupakan paru-paru dunia, salah satu hutan terbesar di dunia ada di Indonesia dan itu ada di Burneo, yakni Kalimantan Tengah yang memiliki luas hutan kurang lebih 12.730.00 ha dari total luas Kalimantan Tengah 15.5 juta ha. Hutan yang ada terbagi dari hutan konvensi, hutan lindung, hutan produksi. “Kerja sama dengan partner sebelumnya dimmana kami mengelola areal hutan seluas 568 ribu ha di 4 wilayah yakni wilayah Murung Raya, Barito Selatan, Gunung Mas dan wilayah Kabupaten Kapuas. Izin yang dimiliki adalah izin pengelolaan, pemeliharaan, perlindungan dan penelitian hutan. Dengan luasan tersebut dapat menyerap karbon dan melepas oksigen dengan bagus baik untuk Indonesia maupun dunia.
Pada kerja sama Carbon trade ini nantinya hak distribusi karbon akan dimanfaatkan oleh Gods Flame Digital Co., Ltd. yang telah resmi menjadi mitra strategis Ding Chen Carbon Asset Management Co., Ltd.
General Manager Gods Flame Digital Co. , Ltd. Lin Zhifan mengatakan: "Kami sangat antusias untuk menjadi mitra strategis dengan Ding Chen Carbon Asset Management Co., Ltd. dan menjadi bagian dari perlindungan bumi. Kami akan mengembangkan dunia metaverse yang didedikasikan untuk perlindungan lingkungan dan hak karbon. Dan sebagian dari hasilnya akan diinvestasikan kembali dalam sumber daya perlindungan lingkungan, sehingga dunia maya dan dunia nyata dapat benar-benar membangun jembatan dan menjadi siklus tanpa akhir.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi