Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wah Indonesia Suskes Kendalikan Penyebaran Covid, Negara Tetangga Sampai Iri!

        Wah Indonesia Suskes Kendalikan Penyebaran Covid, Negara Tetangga Sampai Iri! Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia sukses mengendalikan penyebaran Omicron dengan baik. Buktinya, sejak akhir Februari, kasus harian Covid-19 terus menurun. Menurut Komandan PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan, keberhasilan ini membuat negara tetangga kita iri.

        Tren penurunan kasus Corona di beberapa daerah sudah terjadi sejak sepekan lalu. Situasinya berbeda dengan tiga pekan lalu, tepatnya pada 16 Februari. Saat itu, penyebaran Covid-19 mencetak rekor dengan 64 ribu kasus per hari.

        Baca Juga: Jalankan Komitmen Budaya K3, WSBP Raih Zero Accident Award & Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19

        Memasuki akhir Februari, kasus harian mulai melandai, terutama untuk Jawa-Bali. Kasus harian yang 50 ribu per hari menurun ke angka 40 ribu. Kemarin, angkanya turun lagi. Dalam data Satgas Penanganan Covid-19, tambahan kasus per hari kemarin sebanyak 26.346 orang. Sementara kasus sembuh naik sebanyak 40.462 orang. Adapun kasus meninggal bertambah 328 orang. Kasus aktif  517.253. Jumlah tersebut berkurang 14.443 dari hari sebelumnya.

        Luhut mengatakan, kemampuan Indonesia mengendalikan penyebaran Omicron ini membuat negara tetangga iri. Tanpa menyebut nama, Menko Kemaritiman dan Investasi itu menyebut, saking irinya, negara tersebut menuding Indonesia telah memanipulasi data.

        "Negara tetangga mengatakan kita memanipulasi keterangan, tapi kita di sini bicara pada data. Silakan saja bila ingin melihat data yang kita miliki tentang kuburan dan rumah sakit sesuai kenyataan di lapangan," kata Luhut, dalam keterangan tertulis, kemarin.

        Luhut mengungkapkan, kasus harian Corona memang mengalami penurunan cukup signifikan. Selain itu, tingkat rawat inap rumah sakit juga menunjukkan tanda perlambatan. Kasus kematian secara keseluruhan juga berada pada level rendah.

        Penurunan kasus terjadi di seluruh wilayah di provinsi Jawa dan Bali. Meski Jawa Tengah dan DIY masih mengalami peningkatan kasus, namun Luhut yakin, kedua wilayah tersebut akan segera mengalami penurunan kasus dalam beberapa waktu ke depan.

        Dengan capaian yang baik ini, mulai dari penurunan kasus hingga percepatan vaksinasi, Luhut menilai Indonesia akan makin dekat memenuhi syarat menuju kondisi endemi. Purnawirawan jenderal bintang empat ini mengatakan, Pemerintah saat ini tengah menyiapkan sederet kebijakan menuju endemi. Peta jalan untuk normalisasi aktivitas masyarakat akan diterapkan agar kasus Covid-19 hingga tingkat kematian bisa tetap berada di level rendah. Di antaranya dengan memperluas vaksinasi, baik dosis lengkap maupun booster. Selain itu, Pemerintah juga akan meningkatkan kegiatan testing dan tracing hingga jaminan fasilitas kesehatan yang lebih mumpuni.

        "Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan kita lalui bersama. Tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti tren yang ada," jelasnya.

        Baca Juga: Yang Sudah Jenuh dengan Covid-19 Ada Kabar Bagus, Katanya Pandemi Sudah Mau Selesai, Syaratnya...

        Menurut dia, untuk mengubah kondisi menjadi endemi atau hidup berdampingan dengan virus, memerlukan cara pandang hidup dan kondisi yang baru. Hal inilah yang terus dipersiapkan Pemerintah agar masyarakat tidak kaget saat perubahan situasi terjadi. Sosialisasi dan edukasi menjadi sangat penting.

        Epidemiologi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo menyampaikan hal serupa. Kata dia, penurunan kasus saat ini adalah proses pandemi menjadi endemi. Menurut Windhu, salah satu ciri endemi adalah muncul varian baru yang tidak cepat menular atau tidak menakutkan. "Kita sudah dekat menuju endemi,” katanya, kemarin.

        Endemi merupakan sebuah kondisi ketika wabah sudah dalam situasi yang rendah dan stabil dalam waktu yang panjang. Sehingga keadaan saat ini masih merupakan masa transisi.

        Menurut Windhu, salah satu kunci menuju endemi adalah vaksinasi. Hal ini untuk mempercepat pemutusan penularan. Dengan situasi saat ini, Windhu memprediksi, Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dapat berjalan secara normal. "Andaikan tidak ada varian lain lagi, maka Insya Allah kita bisa rileks saat Ramadan dan Lebaran nanti,” kata Windhu. 

        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga sempat mengungkapkan pandemi bisa berakhir tahun ini dengan sejumlah syarat. Utamanya, tingkat vaksinasi di tiap negara sudah sangat tinggi atau minimal 70 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: