- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Biaya Pembangunan Formula E Membengkak Rp10 Miliar, PDIP Minta Tender Ulang!
Ketua fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengritisi soal membengkaknya biaya untuk membuat sirkuit Formula E sebesar Rp10 miliar. Gembong menilai ada kejanggalan dalam kontrak proyek yang dibuat antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan Jaya Konstruksi selaku penggarap.
Menurut Gembong, kontrak yang dibuat dalam tender itu terkesan abal-abal. Pasalnya, nilai kontrak dengan mudah diubah dari Rp50 miliar jadi Rp60 miliar.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD DKI Ungkap Pembangunan Trek Formula E Tidak Akan...
“Membengkak itu bagaimana ceritanya? Itu namanya kontrak abal-abal itu. Kontrak itu kan sudah ada kesepakatan awal, kok tiba-tiba dalam perjalananan begitu sudah dikerjakan ada pembengkakan biaya yang tidak masuk akal,” ujar Gembong saat dikonfirmasi, Selasa (8/3/2022).
Seharusnya, jika ada perubahan nilai kontrak, maka tender harus diulang. Sebab, kesepakatan itu harus dijalankan pihak pemenang apapun konsekuensinya.
“Katakanlah ada yang di luar nilai kontrak ya harus lelang baru dong. Dalam bicara tambah biaya ya enggak bisa, sekadar ya sudah nambah, ya enggak bisa begitu dong. Kalau mau seperti itu ya kontrak baru,” jelasnya.
Karena nilai kontrak yang dengan mudahnya diubah, Gembong curiga sudah ada kesepakatan terselubung antara Jakpro dan Jaya Konstruksi.
“Enggak bisa, itu namanya kong kali kong kalau itu lanjutan sementara kontraknya 50 nambahnya 10 miliar lagi,” kata Gembong.
Sebelumnya, pengerjaan sirkuit Formula E di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara oleh PT Jaya Konstruksi selaku pemenang tender proyek sedang berlangsung. Namun, di tengah pengerjaannya, anggaran untuk membuat lintasan balap mobil listrik mendadak bertambah.
Penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Ari Wibowo mengatakan anggaran untuk membangun sirkuit ini bertambah Rp10 miliar dan totalnya Rp60 miliar. Padahal, nilai awal tender adalah Rp50 miliar.
"Kalau di tahap ini Rp60 miliar ya. Tapi saya tidak boleh masuk keseluruhan anggaran penyelenggaraan event, untuk sirkuit Rp60 miliar," kepada wartawan, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, perlu ada dana tambahan karena ternyata ketika dikerjakan haarus ada pekerjaan pengerasan tanah. Pasalnya, beberapa titik lokasi merupakan bekas bayangan lumpur yang tanahnya masih lunak.
"Ada pekerjaan yang bisa dilihat, di seen dan ada yang unseen. Misalnya di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa, itu kan unseen," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar