Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siap-Siap! Istana Siapkan Rapat Bahas Minyak Goreng, Tapi Masih Tunggu Jokowi untuk...

        Siap-Siap! Istana Siapkan Rapat Bahas Minyak Goreng, Tapi Masih Tunggu Jokowi untuk... Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan kunjungan kerja ke Jogjakarta, melakukan pengecekan ketersediaan minyak goreng di minimarket dan pasar di Jogjakarta. Jokowi mendapati kelangkaan minyak goreng dan harga yang mahal.

        Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan, Kepala Negara akan mengambil sikap terkait persoalan minyak goreng usai melakukan kunjungan kerja ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Kelangkaan minyak goreng telah berlarut-larut dialami masyarakat.

        Baca Juga: Dulu Digusur Ahok, Kini Tanah Kampung Akuarium Diserahkan Anies ke Jokowi

        “Pada prinsipnya bapak presiden pada setiap kunjungan ke daerah beliau pasti juga melakukan sidak untuk melihat persoalan yang menyangkut dengan minyak goreng, dan beliau sangat memahami terhadap persoalan ini,” kata Pramono dalam siaran Youtube Sekretariat Presiden, Senin (14/3).

        Pramono menyampaikan, persoalan kelangkaan minyak goreng diharapkan tidak berlarut-larut dialami masyarakat. Sehingga dalam waktu dekat ini, Jokowi akan melakukan rapat internal bersama jajarannya terkait permasalahan minyak goreng.

        “Langkah-langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah dalam waktu dekat ini, karena hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Sehingga dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng,” ucap Pramono.

        Baca Juga: Pimpinan DPR Ingatkan Rombongan Jokowi Hati-hati Kemah di Titik Nol IKN Nusantara, Ternyata karena..

        Menurut Pramono, terdapat persoalan di lapangan di mana separuh dari total 50 juta ton produksi minyak goreng diekspor. Sehingga bagian untuk ekspor itu, seharusnya bisa diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri.

        “Maka diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita dari pada pada saat ini walaupun harga di luar tinggi sekali. Kami mengetahui ini menjadi persoalan dilematis juga bagi masyarakat atau bagi produsen yang selama ini memproduksi CPO,” pinta Pramono menandaskan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: