Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukung Jokowi Bangun Papua, Dua Yayasan Ini Latih Masyarakat Asli Kelola Hasil Hutan

        Dukung Jokowi Bangun Papua, Dua Yayasan Ini Latih Masyarakat Asli Kelola Hasil Hutan Kredit Foto: Yayasan Kitong Bisa Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ratusan peserta dari 10 kelompok usaha berbeda di Kabupaten Merauke mengikuti Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi masyarakat lokal Papua yang diadakan oleh Yayasan Kitong Bisa Indonesia dan Samdhana Institute, Rabu (15/3/2022).

        Acara tersebut dibuka secara virtual oleh Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, yang juga CEO Yayasan Kitong Bisa Indonesia. Dalam Sambutannya, Billy mengucapkan terima kasih atas nama Presiden RI, bahwa yang dikerjakan antara Samdhana Institute bersama dengan Pemda Kabupaten Merauke melalui program ini secara langsung telah mendukung strategi Presiden Joko Widodo dalam mepercepat pembangunan di Tanah Papua.

        Baca Juga: Jokowi Terus Dorong Rehabilitasi Hutan Sekitar IKN, PUPR Dukung Pengembangan Pusat Persemaian Modern

        “Seperti kita ketahui, bahwa Presiden Jokowi melalui Inpres No.9 Tahun 2020, mendorong keterlibatan orang asli Papua dalam percepatan pembangunan melalui sektor kewirausahaan, berbasis potensi lokal. Hal ini termasuk didalamnya, mengelola hasil hutan secara berkelanjutan tanpa merusak hutan tersebut. Hal ini yang membuat saya mengucapkan terima kasih atas pelatihan hari ini, yang mewujud nyatakan visi dan misi pembangunan Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo," ujar Stafsus Presiden asli Papua ini.

        Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi masyarakat lokal Papua dilakukan kepada masyarakat dari delapan kampung berbeda di Kabupaten Merauke, yaitu; Kampung Karang Indah, Kampung Kamahedoga, Kampung Urumb, Kampung Sanggase, Kampung Tanas, Kampung Waan, Kampung Sota dan Kampung Onggaya.

        Disampaikan oleh Program Officer Samdhana Institute, Neni Rochaeni, pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari Permata Project yang tengah diselenggarakan oleh dua yayasan tersebut.

        Neni menjelaskan bahwa Permata Project dirancang untuk mendukung hak-hak masyarakat adat dan komunitas serta komunitas lokal sekitar hutan agar mereka dapat mempunyai kehidupan berkelanjutan dan memiliki tata kelola hutan.

        Baca Juga: Jokowi Digas Ketua MUI Sumbar Gegara Ritual Kendi: Bertentangan dengan Akidah Tauhid Kita!

        "Pelatihan ini disesuaikan dengan dua tujuan dari Project Permata dengan memberikan pendampingan pada kelompok-kelompok usaha lokal. Diharapkan melalui pelatihan ini akan menunjang penghidupan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di sekitaran hutan," jelas Neni.

        Mewakili Pemerintah Kabupaten, Kepala Dinas Perindakop dan Kabupaten Merauke, Erick Rumlus dan Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan Bapak Benhur Rentandatu hadir secara fisik pada acara pelatihan pagi tadi.

        Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan, Benhur Rentadatu menyampaikan bahwa dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menumbuhkan kegiatan yang berbasis ekonomi kreatif. Untuk itu beliau apresiasi adanya pelatihan ini.

        Baca Juga: Gagal Tangani Krisis Migor, Dipanggil DPR Malah Mangkir, Pak Jokowi Pecat Saja Menteri Model Begini!

        "Menumbuhkan ekonomi kreatif tidak bisa hanya tanggung jawab dari salah sstu instansi saja. Tetapi ini akan terwujud dengan kerja sama dari berbagai pihak. Pelatihan ini adalah salah satu inisiasi baik dalam mewujudkan ekonomi kreatif untuk masyarakat asli Papua," ungkap Benhur Rentadatu.

        Untuk diketahui, sebelumnya di tanggal 8 hingga 13 Maret, telah diadakan kegiatan Menoken dan  Melatih yang juga diadakan di Kabupaten Merauke. Pelatihan yang diselenggarakan di Kampung Onggaya, Sanggase dan Sota tersebut berfokus pada pembudidayaan Kopra, Daun Kelor juga Vanili. Tidak hanya di Kabupaten Merauke, Permata Project juga sedang diselenggarakan di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat.

        Adapun Proyek Permata ini di danai oleh Pemerintah Norwegia melalui Norad NICFI dengan outcome dari proyek ini, adalah: 1. peningkatan produksi dan konsumsi masyarakat lokal 2.penguatan kapasitas kelembagaan usaha masyarakat lokal baik di sektor UMKM maupun pertanian.

        Berada dalam tanggung jawab dari Yayasan Kitong Bisa, sebuah yayasan lokal yang berpusat di Papua. Program ini menargetkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan individu, meningkatkan kualitas kelembagaan agar mampu membangun jejaring dan berkolaborasi dengan lintas stakeholders demi  memenuhi pertumbuhan dan peningkatan ekonomi usaha dari 17 kelompok yang terdiri dari 10 kelompok di Merauke dan 7 kelompok di Teluk Bintuni.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: