Suara Orang Demokrat Menggelegar Soal Big Data Pemilu, Pak Luhut Mohon Simak Baik-baik!
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan isi big data soal penundaan pemilu yang sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Martitim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada lembaga yang mengolah dan mengeklaim soal 110 juta orang di media sosial ingin agar Pemilu 2024 ditunda.
Menurut Herzaky, Luhut harus membeberkan kepada publik soal detail dari big data penundaan Pemilu 2024 tersebut agar tidak menjadi hoaks.
“Ayo dibongkar siapa lembaga yang mengolah big data versi pemerintah? Seperti apa mengambil datanya?” ujar Herzaky dilansir dari GenPI.co, Jumat (18/3).
Herzaky juga mempertanyakan soal angka 110 juta netizen yang ingin pemilu ditunda.
Baca Juga: Kali Ini Nggak Belain Anies Baswedan, Musni Umar Ikut Bereaksi Soal Heboh Pendeta Saifuddin, Simak!
Bahkan, dirinya juga tidak yakin juga data tersebut organik atau dikelola oleh manusia.
“Darimana itu angkanya? Berapa persen itu dari total data yang diambil? Pengguna media sosialnya benaran manusia atau pendengung dan akun bot pendukung pemerintah?” tuturnya.
Dirinya lantas menilai pernyataan dari sosok pejabat negara yang semaunya sendiri sangat berbahaya.
Sebab, pemerintah memiliki sumber daya yang bisa memanipulasi.
“Sayangnya, waktu dan tenaganya lebih banyak dipakai untuk melanggengkan kekuasaan. Bukan mengurusi rakyat yang sedang susah dan kesulitan karena pandemi,” ucap Herzaky.
Oleh sebab itu, Herzaky meminta pihak-pihak yang ingin menjaga konstitusi agar tetap memegang amanah reformasi dan demokrasi di tanah air.
Baca Juga: Anies Baswedan Bawa Tanah Gusuran Ahok ke IKN, Eko Kuntadhi Loyalis Ganjar Nyinyir Banget: Selalu...
Herzaky juga memberikan contoh pemimpin yang tetap patuh pada konstitusi, yakni Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
“Tidak rakus kekuasaan dan tetap patuh pada konstitusi walaupun kepuasaan terhadap pemerintahan beliau selalu di atas 70 persen,” tandasnya. (*)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto