Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terkuak! Setiap Mau Reshuffle Jokowi Selalu Ngomong Dulu ke Megawati, Orang PDIP: Inilah Budaya...

        Terkuak! Setiap Mau Reshuffle Jokowi Selalu Ngomong Dulu ke Megawati, Orang PDIP: Inilah Budaya... Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usai Presiden Jokowi marah-marah di Bali, isu reshuffle yang sebelumnya sempat redup, kini nyala lagi. Namun, kapan Jokowi bakal rombak kabinetnya, masih belum ada yang tahu. Yang pasti, setiap kali mau reshuffle, Jokowi selalu ngomong dulu ke Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

        Kebiasaan Jokowi yang suka bertemu dengan Megawati sebelum melakukan reshuffle itu, diungkap 2 petinggi PDIP, Eriko Sotarduga (Ketua DPP PDIP) dan Hasto Kristiyanto (Sekjen DPP PDIP). Tak hanya soal reshuffle, Jokowi dibilang selalu bertemu Mega, setiap kali akan mengambil kebijakan yang sifatnya strategis.

        Menurut Eriko, kebiasaan Jokowi itu merupakan budaya ketimuran yang menjunjung tinggi kesopanan dan saling menghormati. Jokowi tidak pernah melupakan parpol koalisi, setiap kali akan mengambil kebijakan yang strategis. Salah satunya, perombakan kabinet.

        Baca Juga: Dihujat Gegara "Senggol" Antrean Emak-emak, Megawati Akan Buka Demo Masak Tanpa Minyak Goreng!

        “Inilah budaya beliau. Apabila ada perubahan (reshuffle) pasti akan bertemu kepada Ibu Mega dan ketum partai lain,” kata Erico, di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.

        Dia bilang, budaya komunikasi seperti itu memang selalu dilakukan Jokowi setiap hendak melakukan perombakan kabinet. Jokowi tidak serta merta memanfaatkan hak prerogatifnya tanpa ada komunikasi dengan pimpinan parpol.

        “Padahal Ibu Mega selalu bilang, reshuffle itu hak prerogatif presiden. Namun, Pak Jokowi tetap ingin menerima masukan, sebelum mengambil keputusan,” tegas anggota DPR dapil DKI Jakarta 2 ini.

        Hal senada disampaikan Hasto. Dia menegaskan, kocok ulang kursi menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Namun, kebiasaan yang terjadi selama ini, Jokowi selalu berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mencopot atau mempertahankan jajaran menterinya.

        Biasanya, Jokowi akan mengadakan dialog dengan ketua umum partai politik koalisi. Dalam dialog itu, akan dibahas terkait perombakan kabinet yang akan dilakukan.

        “Itu artinya menunjukkan pemerintahan Jokowi -Ma’ruf Amin dibangun berdasarkan koalisi. Karakter Pak Jokowi adalah melakukan dialog ketika reshuffle,” ungkap Hasto, di lokasi yang sama.

        Dalam dua periode kepemimpinannya, lanjut Hasto, Jokowi tidak pernah melakukan reshuffle tanpa melalui dialog dengan para ketum parpol koalisi. Termasuk bertemu dengan Megawati. Namun, Hasto enggan membeberkan apakah antara Jokowi dan Megawati sudah bertemu untuk membahas reshuffle.

        “Terkait reshuffle, itu sifatnya rahasia,” tegasnya.

        Hasto berpendapat, Jokowi akan menimbang siapa sosok yang akan diganti atau menggantikan pada jabatan menteri dalam kabinet. Untuk itu, Hasto mengingatkan, agar tidak perlu ada pihak yang merasa cemas jika kader partainya diganti. Terutama, kader partai politik koalisi pemerintah

        “Sehingga hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut tidak perlu dipusingkan, karena Pak Jokowi itu memegang etika politik,” kata Hasto.

        Baca Juga: Jokowi Singgung Soal Penceramah Radikal, Ngabalin Pasang Badan Sebut Al-Qur'an dan Pancasila, Simak!

        Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin tidak menampik, selalu ada komunikasi antara Jokowi dengan para pimpinan parpol soal reshuffle. Namun, dia menegaskan, reshuffle merupakan kewenangan penuh presiden.

        “Kalau berkomunikasi dengan pimpinan partai politik pendukung pemerintah, tidak sampai pada batas penentuan,” kata Ngabalin kepada Rakyat Merdeka tadi malam. [SAR]

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: